Sangihe, Barta1.com – Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe, Selasa (10/5/2022) meresmikan monumen pendiri RSD Liun Kendage Tahuna Dokter Gyula Csezko.
Didirikannya monumen Dokter Gyula Csezko itu sebagai bentuk penghormatan atas jasanya karena telah menjadi penggagas berdirinya RSD Liun Kendage Tahuna hingga sekarang ini.
Bupati Jabes Ezar Gaghana mengatakan sudah seharusnya generasi hari ini mengenang hasil karya pahlawan terutama di bidang kesehatan.
“ini sebuah motivasi mengenang orang-orang yang pernah membaktikan diri, sehingga ini tidak hanya sebuah patung tapi ini sebuah proses memahami arti perjuangan,” kata Bupati.
Lanjut Bupati, di tengah karya dan pengabdiannya para pendahulu rela mati demi kemajuan bangsanya, hal ini tergambar betapa perjuangan Dokter Gyula Csezko dan orang-orang yang turut terlibat pada waktu itu.
“betapa para pejuang daerah ini di bidang kesehatan betul betul mencurahkan perhatian bahkan nyawa mereka harus ditinggalkan di Sangihe,” ungkap Gaghana.
Hal yang sama dituturkan Direktur RSD Liun Kendage Tahuna, dr. Aprikonus Loris. Menurut Loris, dengan merespon usulan untuk membuat monumen tersebut karena jasa-jasa Dokter Gyula Csezko, ia kemudian langsung menghubungi perupa Alffian Walukow untuk membuatkan monumennya.
“Kita komplitkan usulan-usulan dalam setiap diskusi, kemudian sangat didukung oleh pimpinan daerah dalam hal ini Bupati, maka saya menghubungi Pak Alffian Walukow untuk membuat monumennya,” kata Loris.
Dokter ahli penyakit dalam ini juga menyampaikan bahwa beberapa hal yang bisa petik dari dari Dokter Gyula Csezko atau pendahulu-pendahulu pejuang kesehatan adalah kerendahan hati dalam melayani.
“yang bisa kita ambil adalah keinginan melayani dimana beliau meninggalkan segala kemewahan di negaranya untuk melayani di kepulauan Sangihe,” ungkapnya.
Berdasarkan catatan peresmian monumen Dokter Gyula Csezko, RSD Liun Kendage Tahuna mulai dibangun pada 10 Januari 1933 dengan dukungan sebuah lembaga yang bergerak di bidang kesejahteraan gender di negeri Belanda bernama SIMA VI.
Komite Zending Sangi dan Talaud bersama pelayanan kesehatan misionari di tahun 1920an menyepakati sebuah moto, “yang patah akan kubalut dan yang sakit akan kukuatkan, Beritakanlah injil dan sembuhkanlah yang sakit”.
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post