Sangihe, Barta1.com — Perusahaan Tambang PT. Tambang Mas Sangihe (TMS) tak kapok-kapoknya memaksakan diri untuk membawa alat beratnya ke Kepulauan Sangihe. Terhidung sudah dua kali masyarakat Sangihe menggagalkan aksi mereka membawa alat berat berupa driling bor dan perlengkapan pengolahan emas yang akan digunakan pada operasi awal di Kampung Bowone, Kecamatan Tabukan Selatan Tengah.
Kemarin, Rabu (23/2/2022) masyarakat menerima informasi bahwa PT. Tambang Mas Sangihe (TMS) kembali mencoba menyelundupkan alat berat yang sebelumnya digagalkan masyarakat. Mereka hendak menggunakan layanan transportasi KMP Porodisa (Ferry) yang berangkat Selasa 22 Februari 2022 dari Pelabuhan Ferry Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan.
Konsolidasi pun dilakukan koalisi Save Sangihe Island (SSI) menghasilkan kurang lebih seratus orang masyarakat dari berbagai wilayah berdatangan dengan menggunakan mobil truk, pic up dan kendaraan motor roda dua berkumpul di Pelabuhan Ferry Pananaru tujuan KMP Porodisa.
Sejak Pukul 4 sore, masyarakat berdatangan memadati areal pelabuhan, mereka memastikan bahwa barang-barang milik PT. TMS yang kabarnya ada di dalam kapal tersebut tidak boleh diturunkan dan harus dibawa kembali ke tempat asalnya. Sekitar pukul 5.30 KMP Porodisa tiba. Masyarakat berkoordinasi dengan pihak pelabuhan dan aparat yang ada untuk memeriksa setiap angkutan yang keluar. Alhasil tak ditemukan barang milik PT. Tambang Mas Sangihe (TMS).
Keterangan (Capt) Yuratman yang menakhodai KMP Porodisa membenarkan bahwa awalnya pihak perusahaan tersebut telah mengangkut dua mobil berupa tronton ke dalam kapal. Sementara dril bor nanti ada di areal pelabuhan sekitar pukul 6 sore. Meski begitu, dirinya yang rupakan Nakhoda kapal tersebut tak mengetahui kalau barang-barang tersebut adalah milik perusahaan yang ditentang masyarakat Sangihe.
“Pas kita mau ngurus dokumen kapal, pihak kesyabandaran Amurang, menanyakan kepada pengurus dokumen, kamu muat alat perusahaan gak? Saya di telepon sama anak buah, capten, ini bagaimana mau muat alat ini?. alat apa? Saya tanya alat bagaimana, saya keluar lihat, oh saya katakan jangan, barang ini barang yang masih dipermasalahkan,” tutur Capten Yuratman, kepada Barta1.com.
Setelah itu Capten Yuratman mencari pengurus muatan perusahaan tersebut dia ingin menjelaskan bahwa KMP Porodisa hanya mengangkut barang-barang yang digunakan untuk pelayanan pubilik masyarakat bukan barang pribadi. “Saya cari pengurusnya ketemu saya sampaikan, pak saya tak panjang lebar, untuk masalah barang ini kami dari pihak operator kapal hanya sifatnya mengangkut pelayan publik bukan pelayan individual,” ungkap Yuratman.
Bersamaan dengan Capten Yuratman, salah seorang yang mengaku sebagai pegawai PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bitung bernama Agus Mustofa menyarankan agar perwakilan masyarakat Sangihe yang menolak perusahaan tersebut untuk menyurati PT. ASDP Cabang Bitung untuk menjelaskan persoalan masyarakat Sangihe dengan PT. Tambang Mas Sangihe.
“Kami mengusulkan kepada perwakilan masyarakat memberikan surat keberatan kepada ASDP untuk tidak mengangkut alat perusahaan tersebut. Jadi kami di sana bisa menolak atas dasar surat tersebut,” Ungkap Mustofa.
Aksi pencegatan ke tiga kalinya itu pun berjalan dengan lancar, setelah memeriksa semua angkutan KMP Porodisa dan tak ditemukannya barang milik PT. TMS, massa kembali bergerak membubarkan diri dengan tertib untuk melakukan evaluasi langkah kedepannya.
Koordinator Save Sangihe Island (SSI) Alfred Pontolondo saat melakukan evaluasi aksi tersebut mengapresiasi antusiasme masyarakat yang sekian hari makin bertambah banyak melakukan pencegatan terhadap barang-barang milik PT. TMS. Menurut dia aksi itu merupakan bukti bahwa masyarakat Sangihe mulai bersatu tekad menolak beroperasinya perusahaan tersebut di Pulau Sangihe.
“salut untuk kita semua, solidaritas yang ditunjukan tadi malam tidak boleh surut. Harus tetap dipertahankan, karena perjuangan kita belum selesai, TMS masih bercokol di Sangihe. Perjuangan kita baru berakhir kalau PT. TMS sudah benar-benar diusir dari Sangihe,” tegas Pontolondo yang aminkan oleh masyarakat yang ada.
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post