Manado, Barta1.com – Menjadi orang sukses keinginan setiap orang. Tetapi, semuanya membutuhkan kerja keras dan proses. Itulah dilakukan perempuan asal Toraja, Saltia Paranna. Saltia seperti sebagian mahasiswa atau anak muda lainnya yang bekerja sambil menyelesaikan studinya.
Saltia merupakan mahasiswa semester 7 di Universitas Samratulangi, Jurusan Ilmu Administrasi, program studi (Prodi) Ilmu Administrasi Negara. Ia anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan sederhana ayah Rendy Paranna dan ibu Yohana Arrang.
Sejak kecil Saltia sudah belajar mandiri dalam menjalani kehidupannya, dimana ia harus ke kebun membantu ibu dan ayahnya, kemudian membantu menjual hasil perkebunan tersebut, guna menambah ekonomi keluarga. “Sejak kelas 1 hingga 4 SD sering ikut dengan ayah berkeliling kampung menjual hasil pertanian seperti lombok, tomat dan hasil ikan yang dipelihara,” ungkapnya kepada Barta1.com, Minggu (2/12/2021).
“Kemudian mulai kelas 5 SD hingga SMA saya lebih banyak tinggal dengan orang lain atau sudara, dibandingkan dengan orang tua. Pahit manis kehidupan sudah dilewati. Sejak SMP saya bekerja mencari jajan sekolah dengan mencuci motor teman ketika pulang sekolah, ketika SMA saya bekerja sebagai SPG PopMie dan berjualan di Pasar,” jelasnya.
Kemudian, Ketika dipercayakan orang tua untuk merantau ke Sulawesi Utara (Sulut), guna melanjutkan studi. Saltia menggunakan kesempatan tersebut dengan sebaik mungkin, serta tidak membebani beban kehidupannya kepada orangtuanya. Jiwa mandirinya diterapkan dimana ia menggunakan waktu luangnya untuk bekerja atau membuka usaha kecil-kecilan guna membayar uang kosnya, dan uang makan sehari-harinya.
“Sejak semester 3, sudah berjualan Pop Ice dibelakang fakultas peternakan Unsrat, tepatnya di perempatan. Kemudian, membuka jasa ketik tugas, bisa-bisa keuntungan yang didapatkan per hari Rp. 500.000,” ujarnya Putri persahabatan Fispol Unsrat 2019-2021 ini.
Sejak pandemi Covid-19 dan setiap mahasiswa diintruksikan kuliah online dari rumah, ia memanfaatkan kesempatan tersebut dengan bekerja untuk menjaga di pasar. “Ketika kemarin mengikuti kelas online, kebanyakan kamera saya tidak diaktifkan karena melayani pelanggan,” tuturnya lagi sembari menyebut kerja kerasnya guna membantu menaikan derajat orangtuanya.
Perempuan kelahiran Tarakan, 23 November 2000 ketika kembali ke Kota Manado melanjutkan waktu luangnya lagi dengan bekerja di FoodRepublik Mantos 3 Jajanan Ci Petro. “Gaji saya saat ini Rp 1 juta, karena kerja di waktu luang. Dan gaji ini selain uang kos, dan makan, bisa juga ditabung,” ucapnya.
“Prinsipnya dalam hidup saya adalah jangan membuang waktu dengan menghabiskan uang. Tetapi, manfaatkan waktu luang untuk menghasilkan uang. Karena, sesuatu hal bisa dilakukan dengan kemauan dan ketekunan,” tambahnya lagi.
Bukan itu saja, perempuan yang ingin bercita-cita menjadi bupati perempuan ini juga membagi waktu studi, pekerjaannya dan organisasinya. Organisasi yang ia ikuti yakni DPK GMNI Fispol Unsrat, Mapala Avestaria Fispol Unsrat, Himaju Administrasi Fispol Unsrat, Biro Kerohanian Kristen Unsrat, Unit Pelayanan Kristen Unsrat dan PKKT-BKM.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post