Manado, Barta1.com — Banyak klaim menyatakan perubahan alamiah pada bumi, baik selama pandemi Covid-19 hingga masa setelahnya. Sisi baiknya, alam terpulihkan ketika manusia dipaksa berdiam dalam rumah. Tetapi mirisnya ketika aktivitas menurun, justru bahaya perubahan iklim terus berlanjut.
Sejumlah jurnalis di Manado yang tergabung dalam The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) simpul Sulawesi Utara, mencoba berbagi gagasan dan mengambil aksi nyata untuk menyikapi perubahan alam di masa pandemi. Semuanya terangkum dalam kegiatan Jambore Jurnalistik Lingkungan yang akan bergulir di Ketama Adventure Park Tondano, 26-28 November 2021.
“Pandemi tak hanya mengubah kebiasaan bahkan budaya manusia, kita sekarang cenderung mengalami digitalisasi, tetapi juga saat ini ada perubahan alamiah dan patut kita sikapi,” sebut Koordinator SIEJ Simpul Sulut, Finda Morina Muhtar pada Barta1, Kamis (25/11/2021).
Iven ini dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Finda, juga pemimpin redaksi BeritaManado.com menjelaskan, jumlah pesertanya dibatasi dan harus diuji SWAB lebih dulu sebelum masuk lokasi. Selama kegiatan prosedur memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak wajib dilakukan.
Jambore nanti, lanjut Ketua Panitia Irzal Riska, mayoritas materinya berformat edukatif. Peserta yang diundang dari kalangan mahasiswa dan pegiat lingkungan diharapkan bisa berbagi gagasan bagaimana mengatasi pandemi Covid-19 dengan alam sebagai hikmahnya. Peserta juga akan dialirkan pengetahuan tentang karya jurnalistik lingkungan, baik dari segi penulisan konten berita, pengambilan angle foto hingga tata kelola website.
“Materinya nanti dari para ahli, kita akan menghasilkan perubahan mindset bahwa untuk mengakhiri pandemi alam harus dilibatkan, kita belajar dari alam dan bersahabab dengan alam karena di situlah awalnya,” tutur Irzal.
Pentingnya gagasan dan aksi mendukung kelestarian lingkungan dalam Jambore yang baru bergulir perdana tahun ini, menurut Irzal, salah satu untuk menyuarakan perlawanan terhadap perubahan iklim dan kerusakan sumber daya air. Laporan World Meteorological Organization(WMO) menyatakan dampak perubahan iklim yang meningkat dan tidak dapat diubah telah mempengaruhi gletser, lautan, alam, ekonomi, dan kondisi kehidupan manusia.
“Perubahan iklim dan efek rumah kaca terus terjadi justru di masa pandemi, aktivitas global manusia berdampak pada kerusakan lingkungan, ide kami adalah bagaimana mengurangi masalah ini dan mencetuskan pemakaian energi baru dan ramah lingkungan,” jelas dia. (*)
Peliput: Ferdinand L. Putong
Discussion about this post