Dalam sebuah festival teknologi di Manado 2017, Dennis dan lima kawannya ikut menampilkan hasil karya mereka dalam pameran robotika. Ketiga wakil SMA Negeri 2 Manado itu cukup percaya diri.
Robot yang mereka tampilkan bisa bermain bola kaki. Prototipe yang bergerak statis itu menendang bola ke arah gawang, juga bisa menggerakan kaki-kakinya untuk mengejar arah bola itu. Hasil kerja keras mereka selama 3 bulan akhirnya bisa tersaji di hadapan ratusan penonton yang ikut menyaksikan festival tersebut.
Nafsu inventor Dennis Aprialdy Putong sebelum mulai mengulik robot dan perkembangan teknologi informatika sudah merebak sejak dia kecil. Dimulai ketika Dennis bersama papanya, Risye, sering membuat layangan berukuran besar dengan ekor panjang yang menggantung di bawahnya.
Dari situ, Dennis mulai belajar keseimbang dalam prinsip-prinsip fisika. Atau kaidah alamiah yang gagasannya bisa dikembangkan dalam terapan teknologi. Kemampuan milenial yang lahir 5 April 2000 di Manado itu semakin terasah ketika dia studi di Politeknik Negeri Manado (Polimdo), jurusan Teknik Informatika.
“Pilihan itu saya ambil karena ingin lebih memperdalam lagi hobi saya di bidang IT, dan kebetulan kedua orang tua juga memang demokratis karena menyerahkan sepenuhnya pilihan studi ke saya,” kata putra kedua dari 3 bersaudara ini.
Kamis 30 September 2021 siang, Dennis ada dalam barisan 477 mahasiswa Polimdo yang diwisuda secara luring di hadapan senat dan pimpinan kampus di Aula Prof Tenda. Paling membanggakan, tugas akhirnya berjudul Inovasi Model e-Commerce Terintegrasi pada UMKM Produk Turunan Kelapa Berbasis Website terpilih sebagai yang terbaik dari jurusannya, bersama Kenny Lahinta—wisudawan lainnya. Direktur Polimdo Dr Mareyke Alelo MBA menyampaikan langsung hal itu ketika prosesi wisuda berlangsung.
“Saya pilih tema itu di tugas akhir karena melihat prospek produk turunan kelapa di Sulawesi Utara bisa menjadi pilihan untuk mendorong perekonomian daerah. Komoditi ini banyak digeluti petani dan menjadi sandaran hidup,” jelas dirinya.
Dalam aplikasi tugas tersebut, UMKM bisa memasarkan produk turunan kelapa dengan beragam kemudahan yang ditawarkan dalam dunia digital saat ini. Pertemuan antara pembeli dan penjual terjadi secara virtual, proses distribusi barang juga dipermudah dengan sistem mapping area, sehingga memudahkan antaran barang yang dibeli.
Tentu saja prestasi yang diukir telah membanggakan keluarga Dennis, apalagi mamanya Amelia Tulenan yang hadir dalam kegiatan wisuda, kendati tanpa papanya yang telah berpulang 2 tahun lalu. (*)
Editor: Ady Ferdinand
Discussion about this post