Manado, Barta1.com – Tindakan represif dilakukan oleh aparat kepolisian kepada mahasiswa dan masyarakat yang berdemo di Kantor DPRD Bolaang-Mongondow Timur (Boltim) dikecam oleh KAMMI Daerah Manado.
“Tindakan represif terhadap pendemo adalah catatan yang buruk bagi DPRD Boltim untuk menerima aspirasi. Untuk itu kami mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepada mahasiswa dan masyarakat,” ungkap Ketua KAMMI Manado, Muhammad Taufik Darise kepada Barta1.com, Sabtu (28/8/2021).
Dirinya menyebutkan, aksi solidaritas penambang (simbalang) sebagai bentuk penyambung keresahan rakyat. “Demo yang dilakukan mahasiswa dan masyarakat sebagai respon terkait kasus pembakaran tenda-tenda dan peralatan pertambangan masyarakat,” ujarnya.
Adapun penangkapan 9 orang yang berada di tempat kejadian oleh oknum aparat dari Polres Boltim dengan kerugian mencapai Rp 102.272.000. “Hal ini tentu membuat rakyat Boltim, khususnya masyarakat penambang sangat merugi, ditengah kondisi pandemi yang penuh keterbatasan,” tegasnya.
Muhamad sesalkan aspirasi yang mau disampaikan dihadang oleh pihak aparat. “Menuntut keadilan malah dihadang oleh aparat kepolisian. Alih-alih menyelesaikan dan bertanggung jawab atas kesewenang-wenangan mereka, oknum kepolisian malah melakukan kesewenang-wenangan yang lain dengan bertindak represif, dan menangkap masyarakat dan mahasiswa yang melakukan demo, yang termasuk rekan saya sesama aktivis mahasiswa,” ujarnya.
Ia menambahkan, DPRD Boltim buruk dalam menerima aspirasi mahasiswa dan masyarakat. “Menjadi catatan yang buruk bagi DPRD boltim, atas kelalaian untuk menerima aspirasi dari masyarakat dan mahasiswa. Ini juga menjadi catatan yang kelam untuk Polres Boltim atas kesewenang-wenangan tindakan dan tidak adanya itikad baik untuk menyelesaikan secara tuntas masalah yang terjadi,” pungkasnya.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post