Manado, Barta1.com – Banjir menjadi momok menakutkan bagi warga Kota Manado beberapa pekan terakhir ini. Tidak hanya bagi warga di bantaran sungai, namun warga yang tinggal di kawasan sebelumnya tidak pernah diterjang banjir juga mulai was-was.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah penting bagi pemerintah dan stakeholder untuk menanggani masalah banjir, ungkap Sekretaris DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulut, Nurjannah Seliani Sandiah, Selasa (17/2/2021).
“Banjir sekarang ini terlihat seperti riunitas setiap hujan datang. Bahkan beberapa titik sudah menjadi langganan banjir, hujan deras sebentar saja pasti bisa melumpuhkan jalan karena genangan air yang begitu tinggi,” tuturnya.
Ia mengatakan, persoalan banjir harusnya tidak berhenti pada pemberian bantuan bagi korban bencana. “Pemerintah harus mulai memikirkan kembali terkait tata Kota Manado. Sebaiknya mengajak semua stakeholder, tenaga-tenaga ahli di bidangnya, seperti akademisi, pakar mitigasi bencana dan pakar lingkungan hidup untuk bekerja sama merumuskan dan mengatur kembali tata kota Manado sehingga kedepannya tidak lagi disebut wilayah rawan banjir,” ujarnya kembali.
Menurut Nurjannah, pemerintah tidak boleh hanya bertindak seperti pekerja sosial, yang ketika bencana terjadi maka yang terpikirkan hanya sekedar memberi bantuan. Harusnya juga memikirkan bagaimana kedepannya bencana-bencana alam yang terjadi tidak lagi memakan korban jiwa dan kerugian besar.
Bencana alam itu terjadi kadang memang sesuatu yang diluar kuasa manusia, tapi bukan berarti tidak bisa dicegah dan diminimalisir. Saat ini banjir terjadi karena memang drainase di Kota Manado tidak berfungsi, saluran-saluran pembuatan air banyak yang tidak layak lagi. Belum lagi sungai yang semakin dangkal ditambah lagi persoalan sampah yang tidak kunjung menemukan jalan keluar. Akhirnya bisa kita lihat selain banjir yang terjadi dimana-mana, kita juga menyaksikan penumpukan sampah di banyak tempat-tempat.
“Menampilkan wajah Kota Manado yang bersih dan bebas banjir bukan semata-mata tugas satu pihak saja, tapi harus juga didorong oleh seluruh elemen masyarakat. Saya berharap baik pemerintahan yang sekarang, maupun pemerintah yang baru nantinya, harus menjadikan persoalan penuntasan banjir dan sampah di Kota Manado sebagai perioritas kerja saat ini, selain persoalan Covid-19 tentunya,” tambahnya.
Persoalan banjir dan sampah tidak kalah pentingnya bahkan statusnya ‘tanggap darurat’ karena jika terus dibiarkan ini akan berdampak pad kesehatan, lingkungan, ekonomi dan jalannya aktivitas warga Kota Manado.
“Bayangkan saja berapa banyak biaya yang akan terus digelontorkan pemerintah daerah untuk memberi bantuan kepada para korban tanpa penyelesaian permasalahannya secara jelas dan tuntas. Sekali lagi, saya mengharapkan semua pihak bisa bekerja sama tanpa lagi ada tendensi apapun, tapi semata-mata demi kepentingan dan kebaikan kota Manado,” pungkas Nurjannah.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post