Manado, Barta1.com — Proses Pilkada Walikota dan Wakil Walikota Manado telah memasuki masa kampanye. Namun saat gulirannya berlangsung di masa pandemi, pasangan calon (Paslon) harus mengambil langkah strategis menentukan model kampanye seperti apa yang tidak melibatkan kumpulan massa.
Paslon nomor urut 4, Paula Runtuwene-Harley Mangindaan, melihat salah satu model tatap muka yang efektif di era pembatasan sosial adalah kampanye virtual. Rencana pelaksanaan kampanye daring tersebut akan dilakukan Rabu (30/09/2020), hari terakhir di bulan September. Skema model kampanye ini, tentunya kedua calon tidak langsung bertatap muka dengan pendukung.
Untuk menyampaikan visi-misi serta orasi politik, pasangan ber-tagline PAHAM itu memanfaatkan teknologi siaran langsung di sejumlah platform media. Pendukungnya sendiri di-setting berada pada sejumlah lokasi tertentu yang tersebar pada 11 kecamatan di Kota Manado, 1 titik per kecamatan
“Tapi patut digaris-bawahi, pendukung yang akan menyaksikan kampanye PAHAM tetap berpedoman pada protokol masa pandemi,” kata I Gusti Putu Artha dari tim pemenangan Paula-Harley–juga mantan komisioner KPU pusat– pada sejumlah wartawan, Selasa (29/09/2020).
Dalam lokasi yang sudah ditentukan, konstituen yang bisa berada dalam ruangan hanya 50 orang saja. Tempat duduk mereka diatur berjarak maksimal. Untuk masuk ke ruangan itu, pendukung melalui alat pengukur suhu tubuh, menggunakan sanitizer dan wajib bermasker.
Kampanye virtual yang digagas PAHAM sudah ditata sedemikian rupa sehingga bisa menjadi acuan pelaksanaan model kampanye yang sama di lain daerah. Ini adalah model kampanye yang juga bisa menjadi percontohan bagi calon lain.
I Gusti Putu Artha dari Tim Pemenangan Paula Runtuwene-Harley Mangindaan.
“Kami menargetkan kampanye ini sebagai konsolidasi tim pemenangan di kecamatan dan kelurahan, karena bila dikerjakan sebenarnya konsolidasi memakan waktu berhari-hari tapi lewat kampanye virtual hanya menghabiskan waktu beberapa jam saja,” sebut pria yang pernah bergabung pada tim “Sahabat Ahok” di Pilkada Jakarta lalu.
Model kampanye virtual sendiri telah ditetapkan lewat regulasi yang dirilis KPU. Dalam Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2020 (pdf), kampanye terbatas, tatap muka dan dialog dilakukan dengan memanfaatkan media sosial dan media daring. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, kampanye bisa terlaksana dalam ruangan namun dengan protokol antiCovid-19 yang ketat.
Apakah model kampanye virtual efektif bagi paslon dan pendukung? Anggota Bawaslu RI Frits Edward Siregar mengatakan kelebihan kampanye daring adalah jumlah peserta tidak terbatas.
“Selain itu lebih banyak masyarakat yang bisa mengikuti kampanye karena tak digelar terbatas di wilayah tertentu,” kata dia, dilansir kompas.com, beberapa waktu lalu.
Peneliti teknologi Kepemiluan dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Nurul Amalia Salabi, Rabu (23/09/2020), mengutip beritasatu.com, menyatakan kampanye virtual melalui iklan politik yang dipasang di platform digital termasuk media sosial akan digemari. Pasalnya, platform digital memiliki beberapa keunggulan dibanding di media konvensional.
Selain itu, partai dan kandidat yang bertarung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020, dapat membuat iklan yang dipersonalisasi berbeda-beda sesuai dengan perilaku konstituen secara online.
“Ini memungkinkan pesan yang disiapkan bisa lebih mengena,” kata Nurul Amalia.
Selain itu menurut dia keuntungan lain model kampanye ini adalah distribusi iklan dapat ditargetkan spesifik menyasar kelompok-kelompok tertentu. Hal itu bisa sesuai dengan demografi, lokasi geografis, usia, isu yang menjadi perhatian, dan lain-lain. (*)
Editor: Ady Putong
Discussion about this post