Manado, Barta1.com — Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Manado (Polimdo) intens bergiat di Desa Bentenan, Kecamatan Pusomaen. Desa di Kabupaten Minahasa Tenggara tersebut sejak 2018 telah ditetapkan sebagai kawasan percontohan yang tahan terhadap bencana tsunami.
Terakhir pada 26 Agustus 2020, Jurusan Teknik Sipil Polimdo menggulir kegiatan Desiminasi Produk Teknologi ke Masyarakat, dengan topik Desiminasi Rambu dan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami di desa tersebut.
Dr Steve WM Supit, ST, MEng selaku tim pengusul, bersama Dr Febriane Makalew ST MUDD, menjelaskan, kegiatan ini dilakukan sebagai tindak lanjut penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan Polimdo di Desa Bentenan sejak 2018, dalam rangka menjadikan Desa Bentenan sebagai desa percontohan yang tahan terhadap bencana tsunami.
“Kegiatannya meliputi penyerahan rambu-rambu tsunami dan pemetaan jalur evakuasi dari pinggiran pantai menuju bangunan evakuasi,” ujar Steve, baru-baru.
Rambu-rambu dimaksud ditanam di sekitar jalur evakuasi bila terjadi bencana. Fungsinya sebagai penunjuk arah dari pesisir ke bangunan evakuasi, selain pula menunjukkan area mana saja yang rawan terdampak.

“Jadi fungsinya semacam rambu lalu lintas dan peta penunjuk arah ke dataran yang lebih tinggi untuk meminimalisir dampak tsunami,” jelas Steve.
Acara ini dihadiri oleh Hukum Tua Desa Bentenan Alex Pontororing SE, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara, perangkat desa dan sebagian masyarakat Desa Bentenan. Sudah pasti pertemuan yang dilaksanakan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku untuk menghindari penyebaran Covis-19.
Juga dilaksanakan penandatanganan berita acara penyerahan peta dan rambu jalur evakuasi serta penyerahan modul “Ilmu Tsunami” kepada pemerintah Desa Bentenan. (*)
Editor: Ady Putong
Discussion about this post