Minut, Barta1.com – Potensi pohon pakoba (syzigium luzonense merr) yang memiliki nilai budaya terus dimanfaatkan di tengah masyarakat.
Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manado bekerjasama dengan Perkumpulan Manengkel Solidaritas menyelenggarakan pelatihan pembuatan teh daun pakoba di Rumah Belajar Desa Tumaluntung, Kecamatan Kauditan, Minahasa Utara.
“Daun pakoba sendiri memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Khususnya sebagai sumber antioksidan alami dan berpotensi dapat menurunkan kadar gula darah. Untuk memudahkan dalam mengkonsumsi olahan daun pakoba ini dapat dikemas dalam bentuk teh,” ungkap peneliti BP2LHK Manado, Hanif Nurul Hidayah, Kamis (6/8/2020).
Kata dia, proses pembuatan teh sangat sederhana yaitu dengan mencuci bersih daun pakoba menggunakan air mengalir, melayukannya, mengeringkan dengan oven, dan kemudian dikemas dalam kantong teh. “Jadi sangat sederhana,” kata Hanif.
Selain daun pakoba yang dapat dijadikan teh, Peneliti BP2LHK Manado Julianus Kinho menyebutkan bahwa bagian lain pakoba seperti buah dan kulit kayunya juga memiliki manfaat untuk kesehatan.
“Buah pakoba mengandung vitamin C yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan alami. “Sedangkan kulit kayunya memiliki potensi yang cukup besar sebagai obat herbal penurun gula darah,” ujar Kinho.
Diketahui, pakoba (syzigium luzonense merr) adalah salah satu pohon unggulan Sulawesi Utara yang memiliki nilai budaya erat dengan masyarakat. Kayu pakoba merupakan salah satu jenis kayu yang masuk dalam kelas kuat III dan banyak dimanfaatkan sebagai kayu konstruksi.
Buah pakoba banyak dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi olahan makanan tradisional. Selain itu, daun dan kulit kayu pakoba juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal.
Dalam pelatihan, selain kelompok tani Desa Tumaluntung hadir pula Coordinator CSR PT Tirta Investama Aqua Airmadidi, Femmy Luntungan.
Ia menyampaikan apresiasi kepada BP2LHK Manado yang telah berkenan membagikan paket IPTEKnya kepada desa binaan program CSR-nya.
“Hal baru bagi saya mengetahui potensi dibalik pakoba dimana masyarakat desa ini sejatinya telah mengenal bahkan memiliki pohon pakoba,” ujar Femmy.
Kepala BP2LHK Manado, Mochlis juga menyampaikan harapan kepada masyarakat Desa Tumaluntung agar dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari pelatihan dan mengajak Manengkel Solidaritas bersama PT Tirta Investama Aqua Airmadidi terus menjalin kerjasama dalam rangka hilirisasi produk IPTEK BP2LHK Manado.
“Sulawesi kaya akan jenis tanaman asli yang tidak dijumpai di wilayah lain seperti pakoba, BP2LHK Manado rasanya tidak mungkin bisa mengembangkan produk tanpa bantuan masyarakat dan dukungan pihak lain seperti LSM dan CSR,” ujar Mochlis.
“Rasanya bangga ketika suatu hari produk pakoba dapat dipatenkan dan menjadi ciri khas buah tangan dari Sulut,” katanya.
Viando Manarisip dari Manengkel Solidaritas, mengaku bahagia BP2LHK Manado berkunjung ke desa binaannya dengan IPTEK pengolahan daun teh pakoba. “Kami berharap kerjasama akan terus berlanjut dengan kegiatan-kegiatan karya nyata untuk Indonesia Maju sesuai dengan tema perayaan hari kemerdekaan Negara Indonesia ke-75,” kunci Ando, sapaan akrabnya.
Penulis : Agustinus Hari
Discussion about this post