Manado, Barta1.com – Jalan hidup keluarga Haji Suhani dan istrinya Hajjah Hadjar Mampa, tak semulus yang orang bayangkan. Mereka hanya berjualan nasi kuning di bilangan Kelurahan Wawonasa, Kecamatan Singkil.
Namun ketekunan dan perjuangan hidup selalu membuahkan keberhasilan bagi keluarga besarnya. Betapa tidak, dengan memiliki 11 orang anak, nyatanya 5 orang diantaranya menjadi anggota polisi. Mereka pengabdi bagi bangsa dan negara sebagaimana pesan dari kedua orang tua. Sedangkan anak yang lain menjadi hakim di Pengadilan Agama, bidan dan wirausaha.
Lima bersaudara yang berproesi polisi dimulai dari AKP Muhlis Suhani, kini berdinas di Reserse dan Narkoba Polda Sulut. Dua kali menjabat Kapolsek yakni Polsek Singkil dan Polsek Mapanget, dan kini ditarik di Polda Sulut.
Kemudian, Aiptu Zulkifli Suhani, sehari-hari di Gadik Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sulut. Alumni SMP Negeri 1 Manado dan SMA Negeri 3 Manado, juga aktif mendidik ratusan anak dan remaja melalui olahraga beladiri.
Ada juga anak perempuan pasangan Haji Suhani dan Hajjah Hadjar Mampa ini ikut menjadi anggota polisi yakni Aipda Rismini Suhani. Dia berdinas di Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Sultra. Lalu dua adik mereka, Aiptu Jufri Suhani yang menjalankan tugas di Polresta Manado dan Briptu Rifai Suhani di Propam Polda Sulut.
“Kami semua sejak kecil dari SD sampai SMA sudah terbiasa hidup berjualan di Pasar Tuminting. Yang perempuan membantu ibu menjahit pakaian. Jadi kami terbiasa dan dibiasakan kerja dan berdisiplin diri oleh kedua orang tua dengan prinsip kejujuran,” kata Aiptu Zulkifli Suhani pada Barta1.com, Rabu (1/7/2020).
Zulkifli yang juga memiliki istri seorang anggota Polwan, Iptu Sumiaty Pontoan (Sespri Kapolda Sulut), mengatakan warisan yang diberikan orang tua hanyalah ijazah SMA dan nasehat.
“Yang paling tertanam yaitu jangan meninggalkan sholat. Jadilah berlian dimanapun berada, dan selalu jujur walaupun jujur itu membuatmu dibuang dan pasti akan ada yang akan mengambilmu,” katanya.
Keteladanan orang tua, sambung dia, menjadi panutan ketika mereka bertugas. Selalu menjaga komunikasi di dalam dan di luar keluarga. “Termasuk keharmonisan dengan tetangga. Karena itu akan membawa kehidupan harmonis di lingkungan kerja dan tetap menjadi pemecah masalah di tengah berbagai masalah sosial yang ada,” ujar Kifly, sapaan akrabnya.
Orang tua juga berpesan kepada anak-anaknya, jangan sekali-kali membuat orang susah. “Dan jadilah orang yang pertama membantu kesusahan orang. Semua tertanam tertanam dalam jiwa kami sebagai anak-anak, meski kedua orang tua kami telah tiada,” ujarnya.
Momentum HUT Bhayangkara ke-74 dirinya mewakili saudara-saudara anggota polisi menyampaikan banyak yang membenci polisi tapi tetap dirindukan. Dirinya yakin hanya yang berjiwa kriminal yang memusuhi polisi sebagai penegak hukum.
“Meskipun banyak yang polisi buat untuk kemanusiaan tapi belum bisa memuaskan publik. Tapi percayalah dengan peningkatan kemampuan oleh institusi Polri akan membawa Polri menjadi profesional, modern dan terpercaya,” katanya.
Peliput : Agustinus Hari
Discussion about this post