Manado, Barta1.com – Di tengah wabah virus Corona membuat berbagai pihak berinovasi membantu masyarakat. Salah satunya, membuat hand sanitizer yang dilakukan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.
Melalui Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) para peneliti dari Jurusan Fisika dan Kimia meracik hand sanitizer menggunakan bahan dasar minuman beralkohol khas Sulut yaitu cap tikus.
Rektor Unsrat Manado, Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat MSc DEA mengatakan adanya kekurangan hand sanitizer pihak kampus berupaya untuk memproduksinya sendiri. “Ya Unsrat melalui FMIPA telah mampu memproduksinya yang awalnya dibuat dari bahan alkohol,” kata Kumaat, Selasa (24/3/2020).
Hanya saja karena bahan baku alkohol sangat terbatas sehingga pihak kampus melalui peneliti melakukan terobosan dengan menggunakan bahan cap tikus, untuk digunakan sebagai bahan pembuat hand sanitizer.
“Kami saat ini tengah melakukan pencarian cap tikus sekitar 100 liter setiap kali disuling. Minimal kita akan mencukupi kebutuhan seputaran Unsrat dulu,” tuturnya.
Kata dia, untuk bahan bakunya sendiri diambil dari daerah di sekitar Kota Manado dan juga daerah Tareran, Kabupaten Minsel. “Ini adalah tanggung jawab akademik Unsrat, bagian dari pengabdian masyarakat, sekaligus menjaga kebersihan kita semua dalam menghadapi wabah pandemi Covid-19,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Jurusan Fisika FMIPA Unsrat Manado, Hanny Sangian saat ditemui di Laboratorium Fisika memgatakan sebenarnya mereka bagi tugas, dimana Jurusan Fisika memproduksi etanol dari bahan dasar cap tikus dan etanol ini digunakan sebagai salah satu bahan pembuat hand sanitizer, dikerjakan oleh Jurusan Kimia.
“Jadi cap tikus yang merupakan bahan dasar pembuatan etanol diproduksi sekitar 100 ribu liter per hari di Sulut. Sebagian besar produk cap tikus ini dikonsumsi sebagai minuman keras,” kata dia.
Lalu mereka ubah sebagian dari produk cap tikus itu menjadi hand sanitizer dan antiseptik. “Cap tikus yang dibutuhkan sebagai bahan dasar pembuatan etanol ini adalah dengan konsentrasi alkohol di atas 40 persen. Sedangkan perbandingan hasil produksi dengan bahan baku adalah untuk setiap 3 liter Cap Tikus, bisa mendapatkan 1 liter hand sanitizer,” bebernya.
Lanjut Sangiang, untuk cara pembuatan etanol dengan bahan dasar cap tikus ini sederhana, yakni dengan membuat sebuah perangkat penyulingan, cap tikus dimasukkan ke dalam broiler dan dipanaskan sampai titik didih 90 derajat celsius.
“Dalam proses pemanasan itu, akan naik uap etanol dan sebagian air ke atas, dan masuk dalam kolom refraksi. Di dalam kolom refraksi itu akan terjadi penyulingan hingga berkali-kali. Selanjutnya yang keluar adalah etanol dengan kadar 85 hingga 90 persen. Uap yang tersisa akan kembali masuk kondensor, pendinginan dan mengalami frasa cair,” ujar Sangian.
Semua itu merujuk pada komposisi hand sanitizer yang ditetapkan World Health Organization (WHO), etanol itu komposisinya minimal 80 persen. Dan dengan menggunakan perangkat tadi didapatkan etanol 85 hingga 90 persen.
Memang kata dia, setelah mendapatkan etanol sebagai salah satu bahan baku pembuatan hand sanitizer, langkah berikutnya dikerjakan oleh Jurusan Kimia dengan membuat hand sanitizer berbahan dasar cap tikus. “Untuk proses produksi ini, selain melibatkan para peneliti dari kedua jurusan itu juga melibatkan kalangan mahasiswa,” kuncinya.
Peliput : Agustinus Hari
Discussion about this post