Manado, Barta1.com – Peran pengawas sekolah harus lebih maksimal memantau aktivitas dan kondisi sekolah. Apa yang terjadi di SMK Ichthus di Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Manado, menjadi pelajaran bagi semua pihak.
“Pengawas misalnya. Dimana peran mereka selama ini? Apa kerja mereka memantau SMK Ichthus? Apakah ada laporan apa yang terjadi selama sekolah itu berdiri? Ini perlu dicek ke pengawas, jangan hanya pihak sekolah atau yayasan yang disalahkan setelah ada kasus penikaman guru oleh siswa hingga tewas,” ujar orang tua siswa kepada Barta1.com, Senin (4/11/2019).
Kepala SMK Ichthus Manado, Katharina Lapagu mengatakan sejak sekolah itu berdiri di tahun 2017 hingga 2019 ini ada tiga kali pengawas datang mengunjungi sekolah. “Seingat saya tiga kali pengawas kunjungi sekolah kami. Bahkan dalam berbagai pertemuan saya sering meminta ke pak korwas tolong datang ke sekolah dan kami ingin tahu apa-apa yang harus kami benahi mengaju dari 8 standar pendidikan,” ujarnya.
Bahkan kata dia, sekolah dan Yayasan Kasih Allah punya komitmen mengembangkan lembaga pendidikan ini makin baik. “Lihat saja kondisi sekolah kami, meski kami masih terus berbenah baik sarana fisik maupun pembelajaran. Tujuan kami mulia agar anak-anak di daerah ini bisa sekolah. Karena hanya SMK inilah satu-satunya sekolah di sini yang menampung anak-anak dari lima kampung yakni Wusa, Teep, Winetin, Kampung Baru dan Patokaan,” katanya.
Koordinator Pengawas (Korwas) SMA/SMK Sulut, Hermanus Bawuoh dikonfirmasi mengatakan, tugas pengawasan ke SMK Ichthus Manado menjadi tanggung jawab Koordinator Pengawas Manado. “Saya hanya mendapat laporan dari Koordinator Manado. Selama ini sudah 3 kali Pengawas Sekolah yakni Husein Otaya mendatangi sekolah itu,” ujar Bawuoh saat dikonfirmasi, tadi malam.
Senada disampaikan Husein Otaya yang mengaku telah berkunjung ke SMK Ichthus. “Sudah tiga kali saya mendatangi sekolah itu, sejak izin operasionalnya keluar,” katanya.
Peliput: Agustinus Hari
Discussion about this post