Manado, Barta1.com – Anda tak perlu kuatir mencari kuliner halal bila berada di Kota Manado. Anda tak perlu bersusah payah berburu kuliner halal bikinan McDonnald, Chuan Tin China, atau Mugadon Jepang.
Di kawasan bernama “Jalan Roda”, tepat di jantung kota Manado, sudah lama tersedia aneka menu halal warisan kuliner masyarakat migran Gorontalo. Di bulan Ramadhan anda akan dimudahkan untuk sahur, dan bukapuasa di tempat itu.
Aneka kuliner Gorontalo di kawasan Jalan Roda, tulis budayawan Manado berdarah Gorontalo, Reiner Ointoe, merupakan warisan kuliner lokal yang dibudayakan oleh migran Gorontalo sudah sejak abad ke-19, atau sejak era Residen Manado Daniel Francois Pietermaat (1830-1833).
Awalnya, di tempat itu, catat Reiner, Residen Manado Daniel Francois Pietermaat mendatangkan sapi-sapi untuk jadi konsumsi daging sapi bermutu di kantor keresidenan, kemudian berkembang menjadi pusat kuliner halal di ibukota Provinsi Sulawesi Utara ini.
Warisan kuliner halal bikinan warga migran Gorontalo itu di antaranya: Ilabulo (racikan sagu yang dibakar), Kuabugis (sop tulang sapi), Iloni (ayam dan ikan bakar rica), Kuailahe (kua asang), Bilandango (ikan belah rica), Ricasous segala jenis ikan, Pilitode (ayam atau ikan santang), Baalo Binde (beras milu/jagung) atau Bindebiluhuta (milusiram).
Setiap pagi hingga petang, kuliner halal lokal itu bisa dicecap dari muka hingga ke ujung lorong kanopi Jalan Roda (Jarod).
Kawasan ini sejak dulu, papar Reiner, menjadi tempat peristirahatan para pedagang asal Minahasa dan menjadi hunian warga Tionghoa dari berbagai tempat (Tiongkok, Maluku, Malaka, Makassar, Semarang, Batavia, Gorontalo dll.)
Bila anda berada di Jalan Roda, berarti anda telah berada di kawasan multikultur penuh keadaban yang padu, sebuah suasana yang sudah tertanam sejak abad ke-15, ungkapnya. (*)
Penulis : Iverdixon Tinungki
Discussion about this post