Manado, Barta1.com – Beberapa pekan jelang hari pencoblosan 17 April 2019, arena Pilcaleg lebih banyak disemaraki atribut terutama baliho dan alat peraga pemenangan para Caleg instan yang tersebar dan terpasang di mana-mana.
Fenomena maraknya aksi menjual kemasan para politisi tanpa modal pengalaman dan track record baik di tingkat lokal maupun nasional ini, mendapat kritik Direktur Riset Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, karena pada akhirnya, menurut dia, hanya akan melahirkan sistem politik yang bersifat artifisial.
Berbeda dengan fenomena itu, Godfried Timpua, politisi PAN Nomor Urut 1 di Dapil 1 Kabupaten Kepulauan Talaud, sebagaimana politisi sejati lainnya di sana, dia lebih memilih model kampanye tepat sasaran dengan memberi pencerahan bagi pemilih tentang peran legislatif dalam system pemerintahan.
“Saya tak mau menjual omong kosong, dan janji palsu kepada rakyat,” ujar Godfried Timpua, pada Barta1, di Manado, belum lama.
Ia tak menyangkal dimana saat ini ada fenomena para Caleg yang hanya menjual branding yang lebih dititikberatkan pada political look dibandingkan dengan political performance. Dengan kata lain, mereka lebih terpusat pada cara membuat kemasan dibandingkan fokus pada proses pembuatan produk terlebih dahulu.
Dikatakan politisi 52 tahun itu, ia lebih memilih model kampanye edukatif yaitu tentang peran seorang legislator sebagai pembawa aspirasi dan suara rakyat, dari pada berjanji membangun jalan, dan berbagai fasilitas publik, yang sudah jelas bukan tugas dan fungsi legislatif nantinya.
“Model kampanye sekadar menyenangkan hati konstituen dengan janji-janji palsu itu menurut saya sangat merusak system pendidikan politik bagi rakyat,” ungkap Timpua.
Tugas DPRD itu, kata dia, antara lain lebih banyak dititik beratkan pada pengawasan pembangunan yang telah diamanatkan lewat APBD, serta membuat dan menetapkan peraturan dan peundang-undangan. “Jadi tugas seorang legislator harus benar-benar menjadi representasi rakyat di lembaga terhormat itu. Memperjuangkan aspirasi rakyat dan segala kepentingan rakyat dalam pemahaman yang lebih luas lewat fungsi dan perannya di DPRD,” ujarnya.
Godfried Timpua adalah sedikit dari politisi sejati di Talaud yang kini kembali ikut mengisi tarung Pilcaleg 2019. Sebagai legislator 1 periode dan sekaligus Ketua Badan Kehormatan DPRD Talaud, ia boleh dikata sosok figur yang relatif sarat pengalaman.
Istimewa dari figur satu ini adalah mantan Kepala Desa Melonguane, sekaligus seorang penggiat budaya di daerahnya. Bila dibanding para politisi instan, Godfried Timpua adalah politisi yang punya pemahaman yang utuh tentang masyarakat dan daerah tercintanya Talaud. Dan Godfried, sebuah pilihan menarik. (*)
Penulis : Iverdixon Tinungki
Discussion about this post