Manado, Barta1.com – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap 21 Februari. Berbagai pihak pegiat lingkungan di Indonesia melakukan aksi pembersihan sampah plastik, guna mengurangi kerusakan lingkungan dan biota.
Wakil Walikota Manado, Mor Bastiaan angkat bicara terkait sampah di Manado. “Banyak media memberitakan bahwa Kota Manado merupakan kota terkotor. Tapi kita bisa melihat bahwa Manado tidak terlalu kotor seperti diberitakan,” ujar Mor Bastiaan, Kamis (21/2/2019).
Meski begitu, Pemkot Manado terus berupaya mengatasi persoalan sampah ini mulai dari hulu sampai hilir. “Dimana kita harus memberikan penyasadaran kepada masyarakat. Dan mencari solusi guna mencegah masuknya sampah kiriman dari dataran tinggi,” bebernya.
Dia menambahkan bersama Walikota Vicky Lumentut, dirinya memberikan perhatian penuh bagi petugas kebersihan dan para pemulung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Sebab mereka adalah ujung tombak kebersihan di Manado,” ucap Mor.
Kasie Penanganan & Pengurangan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kota Manado, Lieke Kembuan menyampaikan produksi sampah di Manado mencapai 409,7 ton perhari. “Sampah saat menjadi permasalahan seluruh masyarakat Kota Manado dan semua pihak. Untuk menangulangi permasalahan itu Undang-Undang (UU) No 18/2007 dengan tegas mengatur tentang pengelolaan sampah dan Peraturan Presiden No 97/2017 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah,” ujarnya.
Lieke menambahkan Pemkot Manado menargetkan mengurangi sampah sebesar 30 persen di tahun 2025 dan dapat menangani tumpukan sampah sebesar 70% pada tahun 2025.
“Salah satu cara yakni pengurangan sampah harus menerus dikampanyekan soal buang sampah pada tempatnya, jadikan sampah menjadi bernilai, sampah di daur kembali untuk di manfaatkan kembali,” imbuhnya.
Hal lain adalah memberi perhatian terhadap lingkungan dengan membimbing sekolah Adiwiyata di SMA 7 Manado, SMP 9 Manado, dan SD 48 Manado. “Sekolah-sekolah itu diberikan pengetahuan peduli lingkungan dan budaya kebersihan,” tutur Lieke.
Masalah sampah sudah menjadi masalah seluruh dunia. Negara maju pun masih mencari solusi menangani permasalahan sampah. “Sehingga paling penting mari kita terus bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya mengurangi sampah yang sudah menjadi momok berbahaya bagi lingkungan,” ujar Fenly Derek, Katua Lintas Pecinta Alam Manado Utara (LPAMU).
Teruslah melakukan aksi-aksi nyata dan sosialisasi mengenai lingkungan kepada teman dekat, lembaga atau perusaah kita bekerja dan dunia pendidikan kata dia.
Peliput : Meikel Eki Pontolondo
Discussion about this post