Manado, Barta1.com —Banten adalah daerah berikutnya setelah Sulawesi Tengah yang diterjang gelombang tsunami tahun ini. Warga yang menjadi korban di provinsi tersebut masih larut dalam duka mendalam, sambil mengharapkan topangan bantuan dan doa dari masyarakat Kota Manado.
“Kami mengharapkan doa masyarakat Kota Manado khususnya, dan Sulawesi Utara, guna mengurangi beban kami,” ujar Dwiki, Presiden Mahasiswa Politeknik Kesehatan Banten, saat menghubungi reporter Barta1 via seluler Minggu (23/12/2018).
Hantaman gelombang pasang yang kemungkinan dipicu aktivitas gunung berapi Anak Krakatau itu terjadi Sabtu (22/12/2018) malam, sekitar pukul 21.27 WIB. Dwiki menyatakan beberapa daerah di Banten mengalami kerugian besar, baik material maupun nyawa manusia.
Data sementara, menurut dia, Kecamatan Carita meninggal 6 orang, luka-luka 50 orang. Untuk kerugian materil seperti 15 rumah warga rusak parah, 8 hotel rusak berat, kendaraan roda empat 5 unit dan kendaraan roda dua 15 unit.
Kecamatan Panibang meningal 4 orang, luka-luka 40 orang, kerugian materil 14 rumah rusak berat, 1 hotel rusak berat. Kecamatan Sumur meningal 4 orang, luka-luka 60 orang kerugian materil 13 rumah rusak berat.
“Saat kejadian semalam mengakibatkan seluruh masyarakat panik sampai berhamburan di setiap halaman rumah menyelamatkan dirinya masing-masing,” jelas Dwiki.
“Sampai saat ini kami masi menungu info selanjutnya untuk bagian Anyer Kabupaten Serang yang terdampak di sekitar hotel, untuk datanya kami masih menunggu laporan karena posisi jalan tertutupi bangunan yang rusak dan pepohonan yang tumbang,” tambah dia. (*)
Penulis: Meikel Eki Pontolondo
Discussion about this post