Manado, Barta1.com — Upaya mempertahankan kelestarian habitat mangrove dilakukan 13 kelompok pencinta alam dari Sulawesi Utara. Konservasi hutan bakau kali ini bergulir di Pantai Mokupa, Kabupaten Minahasa, Senin (30/10/2018), dengan Manengkel Solidaritas ebagai inisiator.
Ketigabelas kelompok tersebut adalah Chaetodon, KPPA Tarantula, Sea Soldier NS, MPA Artsas, Makopala Voluptuaria, KMPA Tansa Sulut, Simpatisan Alam Indonesia, MPA Zooxanthellae, MPA Evitar, Teluk Kentur, Himpunan Pramuwisata Indonesia, Himpunan Masyarakat Peduli Bunaken, Celebes Energy Lestari. Keseluruhan berjumlah 40 orang.
Upaya konservasi ini ikut ditunjang bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulut, berupa 4.500 bibit mangrove. Kegiatan tersebut dimulai tepat pukul 12.00 Wita —saat air laut mulai surut—hingga pukul 16.00 Wita.
“Ini kegiatan rutin yang kami laksanakan sekali atau dua kali setiap bulan, tujuannya untuk merehabilitasi serta menambah luasan hutan mangrove karena bisa bermanfaat sebagai pagar alamian di kawasan pesisir dan menahan gelombang besar, abrasi bahkan tsunami,” kata koordinator lapangan Viando Imanuel Manarisip.
Hutan bakau atau mangrove merupakan hutan yang tumbuh di air payau, dipengaruhi pasang surut air laut. Hutan ini berada khususnya di lokasi pelumburan dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
“Manfaat biologisnya sebagai daerah pemijahan dari beberapa jenis ikan yang hidup, manfaat ekologis mempunyai kemampuan untuk memproduksi oksigen dari hasil fotosintesis lebih besar,” jelas Erlando Tumangken, staf Manengkel Solidaritas. (*)
Penulis: Meikel Eki Pontolondo
Discussion about this post