Manado, barta1.com – “Saya merasakan ledakan kembang api di hati,” ungkap mahasiswi Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Putu Sri Dharmayanti, setelah dirinya bersama komunitas AMSA Unsrat melakukan proses pembelajaran kepada anak-anak di area Pasar Bersehati Manado, Sabtu (8/03/2025).
Sebagai mahasiswi yang disibukan oleh jadwal perkuliahan yang full, serasa energi pun banyak terkuras, namun serasa kembali ketika membagikan waktu bersama anak-anak di Dinding Manado.
“Sebenarnya rasa lelah yang saya rasakan ini tidak sebanding dengan apa yang anak-anak alami. Sebagian dari anak-anak ini tidak mengenyam pendidikan formal, yang setiap harinya menutut mereka untuk mengais rezeki untuk orang tuanya di Pasar Bersehati, kemudian melanjutkan waktunya untuk mengikuti kelas pembelajaran di lantai 3 Pasar Bersehati Manado yang dibuat oleh Komunitas Dinding Manado,” ujar Putu Sri.
Dengan fasilitas yang seadanya, kata perempuan berparas cantik ini, tidak menjadi penghalang bagi anak-anak ini untuk menimbah ilmu kepada setiap relawan yang mau datang mengajarkan mereka.
“Melihat hal ini sebenarnya menjadi pembelajaran hidup bagi pribadi saya, di mana saya sendiri bisa menutut ilmu hingga menggapai perguruan tinggi, ibarat ditiup angin laut langsung membelai kulit. Namun berbeda dengan anak-anak ini, setelah mereka bekerja langsung melanjutkan proses belajar mereka,” terangnya sembari menyebut sudah masuk ketiga kalinya AMSA Unsrat terlibat proses pembelajaran di Komunitas Dinding Manado ini.
Menurut Sri, hak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak terbatas berdasarkan latar belakang seseorang, siapa pun di mana pun dan bagaimana pun itu seharusnya mendapatkan hak untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
“Berlandaskan hal ini membuat setiap relawan tergerak hatinya untuk membagikan pengetahuan mereka untuk anak-anak yang belum memiliki kesempatan memperoleh hak pendidikan yang semestinya,”imbuhnya.
Berkaitan dengan pembelajaran yang diberikan, Sri menyebut, pertemuan pertamanya itu memilih bergabung dengan kelas Paud, di mana Dinding Manado itu membuat pengaturan dengan 3 kelas, yakni Kelas Paud, Kecil dan Besar.
“Di Paud itu sendiri saya mengikuti kurikulum yang dibuat oleh Dinding Manado yaitu pembelajaran tentang membangun datar dan hewan, kemudian kali kedua dan ketiga mengikuti pembelajaran yang dibuat oleh AMSA tentang kebersihan dan kualitas hidup sehat,” tambahnya.
Bahkan selama mengikuti proses pembelajaran, ada 1 anak yang membuat Sri ikut bahagia mengajarinya, yakni adik Farel.
“Adik Farel anaknya excited dan selalu mau tau tentang sesuatu. Bahkan selalu maju ke depan untuk menjawab pertanyaan dari kakak-kakak AMSA,” pungkasnya. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post