Dari era Bondsdag hingga persekutuan Serikat Pemoeda Masehi, dari masa pergolakan hingga dipimpin pertama kalinya oleh Pnt Nico Gara, bahkan hingga kini di hitungan milenium kedua. Begitulah Pemuda Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) telah mendayung bahteranya mengarungi samudera pelayanan yang akan membilang satu abad pada 2026.
Pemuda GMIM tak hanya yang nampak saat ini, lewat pekan kreativitas di ajang festival seni, ataupun dalam pawai akbar saat peringatan Paskah. Mereka di masa lalu adalah para pemuda-pemudi pemberani yang menyongsong kedatangan Presiden Soekarno di Tanah Minahasa pada 1957, hanya beberapa bulan setelah Permesta dideklarasikan.
Pemuda GMIM menyambut bung besar. Sepanjang jalan di Tomohon mereka menyerukan protes atas meluasnya paham komunisme. Mereka membentangkan spanduk-spanduk berisi ayat suci, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan…”
Maka, jelang satu tahun peringatan hari lahir ke-100, Komisi Pelayanan Pemuda GMIM menggagas proyek besar penulisan sejarah pemuda GMIM. Hal itu dimulai dengan perekrutan tim penulis dalam workshop di Gereja GMIM Rut Boulevard Manado, Sabtu (08/03/2025).
Kegiatan yang dihadiri puluhan pemuda dari berbagai wilayah pelayanan GMIM ini dibuka dengan ibadah singkat, diikuti penjelasan detail mengenai visi dan misi proyek penulisan sejarah oleh personil Komisi Pelayanan Pemuda GMIM, Pnt Ances Mundiahi. Lebih lanjut pembekalan tata penulisan oleh 2 jurnalis senior, Rizal Layuck dan Pnt Aswin Lumintang.
Proses seleksi tim penulis berlangsung ketat. Para peserta diuji kemampuan menulis, riset dan pemahaman sejarah GMIM. Selain itu, mereka juga diwawancarai untuk mengetahui motivasi dan komitmen terhadap proyek ini. Begitulah nantinya para penulis dari akan mengurai derap langkah, tantangan dan pelayanan Pemuda GMIM yang akan merayakan hari lahirnya ke-100 tahun pada 2026.
Tim penulis yang terpilih nantinya akan bertugas mengumpulkan data, mewawancarai saksi sejarah, dan menulis naskah buku sejarah pemuda GMIM. Proses penulisan diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan.
Proyek penulisan sejarah pemuda GMIM ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan inspirasi bagi pemuda GMIM di seluruh dunia. Selain itu, buku ini juga diharapkan dapat menjadi sumbangsih GMIM dalam pelestarian sejarah gereja di Indonesia. (*)
Peliput:
Rolandy Dilo
Discussion about this post