Minut, Barta1.com – PT. Tirta Investama DANONE AQUA, Airmadidi memiliki 2 komitmen yaitu “harus sukses secara bisnis, tapi sukses juga secara sosial.”
Dua komitmen itu merupakan pesan ikonik dari pendiri AQUA, Tirto Utomo, yang sampai saat ini terus dilakukan.

Memperhatikan lingkungan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari namanya sosial, dan itu menjadi komitmen penting dari PT. Tirta Investama DANONE AQUA Airmadidi hingga saat ini.
Hal itu dibuktikan ketika wisata Kaki Dian yang ada di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara dahulunya dipenuhi dengan ilalang, kini disulap menjadi taman kehati atau keanekaragaman hayati. Semua itu, bentuk dari perhatian PT. Tirta Investama DANONE AQUA Airmadidi bersama mitra kerja, yakni Manengkel Solidaritas dan beberapa masyarakat setempat.

Jr Sustainable Development Specialist PT. Tirta Investama DANONE AQUA, Airmadidi, Emmy Meiske Luntungan, ketika diwawancarai Barta1.com mengatakan awalnya area Kaki Dian ini dijadikan kawasan konservasi saja dengan menanam berbagai pepohonan.
“Pertanyaannya kenapa memilih area ini, yeah karena ingin menghijaukan saja, mengingat banyak penduduk di bagian bawahnya, semoga pepohonan yang ada ini bisa memberikan manfaat seperti menyerap air agar masyarakat terlindungi dari namanya banjir, longsor dan sebagainya,” ungkap Mieske sambil tersenyum, kamis (6/02/2025).
Menurutnya, area Kaki Dian ini pengelolaannya dari PUD (Perusahaan Umum Daerah) Klabat dengan luas 8 hektar. “Dan dikelola itu sebesar 3,6 hektar, khusus Taman Kehati kurang lebih 1 hektar.”
“Area yang awalnya disebut konservasi ini kemudian berubah menjadi area keanekaragaman hayati karena sudah melewati penelitian, seperti menghitung indeks keanekaragaman hayati. Jadi, akan dihitung itu jumlah pohon yang ada, baru akan dibagi per keluarga atau jenis pohon. Untuk penelitiannya telah bekerjasama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).”
Bahkan yang dihitung itu, kata Meiske, jenis pohon yang masuk lingkaran diameter dengan ukuran setinggi 1,37 senti.
“Sebelumnya area ini indeksnya tidak ada perkembangan dikarenakan pepohonan ukurannya masih sama dan besarannya belum terlihat, tapi sekarang ini area tersebut sudah bisa disebut Taman Kehati ,” jelasnya.
Sampai-sampai di sini juga, menjadi lokasi yang sering dikunjungi oleh anak-anak sekolah, mahasiswa dan para relawan untuk proses pembelajaran sekaligus melakukan penanaman pohon.
Meiske bahkan menyebut di tempat lain PT. Tirta Investama DANONE AQUA Airmadidi, juga membuat MoU dengan 4 orang pemilik lahan yang saat ini dijadikan kawasan konservasi.
“Jadi, lahanya mereka siapkan dan kami melakukan penanaman sekaligus pemeliharaan, kemudian hasilnya seperti buah-buahan menjadi milik mereka (pemilik lahan). Di sini terlihat saling menghidupkan, di satu sisi konservasi jalan, di sisi lainnya menghidupkan pemilik lahan,” terangnya.
Berkaitan dengan pengelolaan kawasan Konservasi dan taman Keanekaragaman hayati, tambah perempuan gersik dan pekerja keras ini, bahwa itu dilakukan oleh mitra (rekan kerja) yang nantinya berkaitan dengan pengelolaan hingga bajetnya diatur oleh mereka.
Tumbuhan dan satwa di kawasan Taman Kehati Kaki Dian, Minasa Utara .
Sesuai data yang diberikan oleh PT. Tirta Investama DANONE AQUA Airmadidi tipe ekosistem terkait hutan Taman Kehati Kaki Dian digolongkan pada tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah (< 1000 m dpl). Kemudian jenis tumbuhan yang ada, teridentifikasi itu sebanyak 168 jenis dari 8 tipe vegetasi dan sebanyak 60 jenis jamur makroskpis.
Jenis-jenis pohon yang tumbuh secara alami maupun ditanam, di antaranya nantu (Palaquium sp.), pakoba (Syzygium luzonense), pulai (Alstonia spp.), mengkirai (Trema orientalis), gadog (Bischofia javanica), kenanga (Canarium odorata), kenari (Canarium indicum) dan berbagai spesies Ficus (Ficus spp.).
Sedangkan jenis-jenis pohon yang ditanam di antaranya cempaka (Magnolia spp.), jati putih (Gmelina arborea), eboni (Diospyros spp.) dan berbagai jenis pohon penghasil seperti buah sirsak (Annona muricata) (Arini et al. 2021).
Selain itu juga, Kaki Dian tentunya menjadi habitat bagi berbagai jenis satwaliar, baik dari burung, mamalia, reptil, primata, amfibi dan kupu-kupu. Monitoring yang pernah dilakukan dilakukan selama kurun waktu lima tahun yaitu 2017-2022 menunjukkan setidaknya terdapat 92 jenis satwa yang dapat dijumpai di lokasi ini. Jenis-jenis satwa tersebut ada yang sulit dijumpai namun ada juga jenis satwa yang mudah untuk dijumpai. Sebagai contoh, Ayam hutan merah (Gallus gallus). Spesies burung tanah ini dijumpai pada saat pengamatan di tahun 2017, namun dalam monitoring selanjutnya jenis ini tidak dapat dijumpai kembali.
Demikian juga jenis burung Julang Sulawesi (Aceros cassidix), yang tergolong jenis burung penghuni hutan sejati atau Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra). Pengamat atau pengunjung yang beruntung akan dapat bertemu dengan jenis-jenis satwa yang keberadaannya sulit ditemukan di habitat- habitat urban atau berada di pinggiran hutan seperti di Kaki Dian.
Beberapa jenis satwa burung yang selalu dijumpai dalam setiap pengamatan di lapangan diantaranya adalah Burung-madu sriganti (Nectarinia jugularis), Kadalan Sulawesi (Rhamphococcyx calyorhynchus), Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster),Cekakak Sungai (Todiramphus chloris), Kacamata Gunung (Zosterops montanus), Kepudang-sungu Sulawesi (Coracina morio) dan beberapa jenis lainnya. Berdasarkan tipe pakan diketahui jenis-jenis burung yang paling dominan dijumpai di Taman Kehati Kaki Dian kabanyakan jenis burung pemakan serangga (33%), seperti jenis dari famili Cuculidae dan pemakan buah (30%), seperti jenis dari famili Columbidae.
Komposisi jenis burung yang dijumpai di Taman Kehati Kaki Dian menunjukkan komposisi burung yang dijumpai di wilayah peralihan antara lahan pertanian dan hutan, hal ini dikarenakan lokasi Taman Kehati Kaki Dian yang letaknya sangat dekat dengan kawasan hutan lindung Gunung Klabat, namun juga dikelilingi lahan-lahan pertanian dan lahan terbuka.
Berdasarkan sebarannya, sebanyak 25% digolongkan sebagai burung penetap dan sebagian kecil dikategorikan sebagai jenis burung pengunjung. Burung penetap adalah spesies burung yang dapat dijumpai sepanjang tahun dan berbiak (Coates dan Bishop, 2000). Sebanyak 18% digolongkan sebagai burung endemik, yaitu spesies burung yang hanya terdapat di kawasan Wallacea. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post