Manado, Barta1.com – Project Based Learning (PBL) Expo di Kampus Politeknik Negeri Manado (Polimdo) mampu memukau publik yang berlalu lalang di depan Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Polimdo, Kamis (5/12/2024).
PBL Expo itu rupanya menampilkan 15 karya mahasiswa dari 6 Jurusan di Kampus Polimdo, seperti Jurusan Teknik Sipil, Mesin, Elektro, Akuntansi, Administrasi Bisnis dan Pariwisata.
Ketua Panitia program PBL Expo Polimdo, Arief P. Kumaat, SE., MM ketika diwawancarai mengatakan program PBL ini merupakan proyek di mana mahasiswa juga ikut terlibat dan belajar di dalamnya.
“Ketika mahasiswa mengerjakan sebuah proyek, berarti dia sudah melewati berbagai mata kuliah. Jadi, dengan mengerjakan proyek dianggap mahasiswa sudah belajar banyak hal, khususnya belajar secara real di lapangan,” terangnya.
Selama setahun ini, tambah Arief, mahasiswa Polimdo sudah banyak membuat project dan diakhir tahun ini diadakanlah PBL Expo. “Di mana Mahasiswa memamerkan seluruh hasil proyek yang mereka kerjakan sendiri.”
“PBL Expo ini kami buka secara umum, sekaligus juga mengundang pihak industri untuk hadir. Jika mereka tertarik dengan beberapa project mahasiswa, kan bisa terbangun kerjasama nantinya,” ucap Arief sambil menyebut sebanyak 15 Stand berdiri dengan 30 produk yang ditampilkan.
Selain itu juga, setiap produk yang ditampilkan oleh mahasiswa akan dinilai oleh tim juri. “Namun, penilaian antara teknik dan niaga itu berbeda. Jika teknik bersifat wujud fisik, sedangkan niaga itu lebih ke jasa. Bahkan kami sudah mengatur tim penilainya, agar hasilnya objektif,” kata akademisi dari Jurusan AB Polimdo itu.
“Tujuan utama dari PBL Expo ini adalah mendorong inovasi mahasiswa Polimdo untuk turut membangun daerah dan bangsa Indonesia,” tambahnya.
Begitupun dengan Direktur Polimdo, Dra Mareyke Alelo MBA, memberikan apresiasi dengan adanya pelaksanaan PBL Expo ini.
“PBL kali ini sangat luar biasa, karena adik-adik menampilkan karya – karyanya. Karya – karya yang muncul ini bukan hanya bersifat tangible (produk yang tidak memiliki wujud fisik), artinya dapat dilihat, diraba, dan dapat dirasa, tapi ada karya intangible yang tidak terlihat, tapi sedang tumbuh yaitu kesabaran,” tuturnya.
Bahkan dalam keseriusan mendukung setiap project mahasiswa maupun dosen. Mareyke mendorong adanya pembuatan Jurnal dengan pembiayaan yang ditanggung oleh Polimdo.
“Silahkan mahasiswa dan dosen pembimbing untuk membuat Jurnal dari Project yang telah dibuat, nanti pembiayaannya dari Kampus Politeknik sendiri,” Pungkasnya. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post