Manado, Barta1.com – 15 Stand dengan 30 produk terpampang jelas di halaman Gedung Kuliah Terpadu Politeknik Negeri Manado (Polimdo), Kamis (5/12/2024).
Stand dan Produk itu rupanya bagian dari Project Based learning (PBL) Expo, satu di antaranya keterwakilan dari Jurusan Teknik Elektro Polimdo.
Akademisi Jurusan Teknik Elektro Polimdo, I Gede Para Atmaja, ST MT, ketika diwawancarai mengatakan PBL ini bagian dari pembelajaran berbasis project di mana mata kuliah yang diterapkan itu mendorong mahasiswa untuk mengidentifikasi sebuah masalah, kemudian dilakukan presentasi kepada dosennya sebagai mitra kerja. Berikutnya, membuat produk yang menjadi solusi dari persoalan real di lapangan.
“Setelah hasilnya baik dan dapat dipertanggungjawabkan di lapangan, baru akan bermitra dengan industri atau Dudi,” ungkap Gede.
Menurutnya, kegiatan mahasiswa ini berhubungan dengan mata kuliah yang berbasis project, baik itu project produk maupun jasa. Dan yang ditampilan saat ini ada yang sudah jadi maupun masih prototype. “Ke depannya ketika ada satu alat yang bisa diterapkan di tengah masyarakat, misalnya alat pendeteksi banjir, setelah itu dilanjutkan dengan kasus yang akan diangkat melalui perencanaan, perancangan, pengujian dan terakhir presentasi kepada dosennya untuk mendapatkan hasil yang baik.”
“Dari kesemuanya itu, ada berbagai macam produk mahasiswa yang ditampilkan pada PBL kali ini, seperti smartphone, hasil praktek elektronika daya, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pendeteksi banjir, dan parkir otomatis melalui sistem,” jelasnya.
Maka dari itu, Gede berharap, PBL ini dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa secara langsung, kemudian ketika dilaksanakan secara real di lapangan, berarti sudah bisa dipasarkan atau dikolaborasikan dengan dunia industri.
Syalomita Kapoh, salah satu mahasiswi Jurusan Teknik Elektro Polimdo yang terlibat langsung pada PBL Expo, ketika diwawancarai mengatakan bahwa dirinya saat ini membuat alat mitigasi banjir berbasis IoT yang sangat berfungsi.
“Dengan alat ini kita bisa melihat ketinggian air siaga 3 dengan status aman dengan ketinggian air dari sensor jarak <= 29 cm & > 26 cm. Sedangkan siaga 2, status waspada dengan jarak ketinggian air <=26 cm & > 23 cm, maka motor servo akan bekerja (90 derajat) untuk membuka setengah pintu dan buzzer akan menyala,” ujarnya.
Untuk siaga 1, kata Mita sapaan akrab rekan-rekannya itu, status bahaya dengan jarak ketinggian air < = 23 cm membuat motor servo akan bekerja (180 derajat), maka pintu akan terbuka penuh dan buzzer akan menyala.
“Begitulah cara kerja dari alat pendeteksi mitigasi banjir ini, yang ditempatkan di sungai atau daerah rawan banjir. Ketika akan terjadi banjir, alat ini akan berbunyi, pertanda masyarakat harus bersiaga,” jelasnya.
Namun dari semua hal yang sudah disampaikan, alat ini juga memerlukan ketersambungan jaringan wifi agar bisa berfungsi dengan baik, karena sistemnya diatur seperti itu. “Bahkan untuk mengontrol alat ini bisa juga menggunakan handphone, guna mengetahui informasinya dari jarak jauh berkaitan dengan kesiagaan.”
“Intinya PBL ini banyak memberikan manfaat kepada kami sebagai mahasiswa, di mana kita mampu berkreasi, mengidentifikasi masalah, hingga pada pembuatan produk untuk memitigasi masalah yang ada. Dan berharap ke depannya, apa pengembangan lagi berkaitan dengan alat pendeteksi banjir ini,” ucapnya sambil tersenyum.
Direktur Polimdo, Dra Mareyke Alelo MBA, memberikan apresiasi dengan adanya pelaksanaan PBL Expo ini.
“PBL kali ini sangat luar biasa, karena adik-adik menampilkan karya – karyanya. Karya – karya yang muncul ini bukan hanya bersifat tangible (produk yang tidak memiliki wujud fisik), artinya dapat dilihat, diraba, dan dapat dirasa, tapi ada karya intangible yang tidak terlihat, tapi sedang tumbuh yaitu kesabaran,” tuturnya.
Bahkan dalam keseriusan mendukung setiap project mahasiswa maupun dosen. Mareyke mendorong adanya pembuatan Jurnal dengan pembiayaan yang ditanggung oleh Polimdo.
“Silahkan mahasiswa dan dosen pembimbing untuk membuat Jurnal dari Project yang telah dibuat, nanti pembiayaannya dari Kampus Politeknik sendiri,” Pungkasnya. (*)
Discussion about this post