Manado, Barta1.com – Kelompok Brodur (Brownies Durian) wirausaha merdeka (WMK) 7 sabet 2 penghargaan sekaligus, yakni produk terbaik dan produk terfavorit dari 80 kelompok yang terlibat WMK pada bulan kemarin,Senin-Jumat (6-10/11/2023).
Hal itu dibuktikan oleh kelima mahasiswa Politeknik Negeri Manado (Polimdo) atas nama Nyoman Ayu Savitri perwakilan dari Jurusan Teknik Elektro, Julia Muhammad Jurusan Administrasi Bisnis, Theresia Wuysang Jurusan Teknik Elektro, Christafael Kesek Jurusan Administrasi Bisnis, dan Melisa Manoppo dari Jurusan Akuntansi, menerima langsung penghargaan tersebut di acara Closing Ceremony Program MWK, The Sentral Hotel, Senin (4/12/2023).
Nyoman Ayu Savitri ketika diwawancarai Barta1.com, Selasa (5/12/2023), mengungkapkan kebahagiannya ketika kelompok Brodur bisa mendapatkan 2 penghargaan secara bersamaan. Sebelumnya, ia dan teman – temannya tidak berpikir untuk mendapatkan hasil terbaik.
“Dengan penghargaan yang sudah didapatkan ini, tentunya kami akan melanjutkan usaha ini dan akan membuat inovasi dengan menu yang terbaru. Dengan rencana yang indah ini, kami berharap usaha ini bisa mencapai go internasional agar orang-orang di luar sana dapat mengenal brownies durian kami,” ungkapnya.
Untuk mencapai apa yang diharapkan ke depan, kata Ayu, sangat diperlukan kerja sama tim. Sekalipun, kerja tim ini sudah dilakukan pada saat membuat produk Brownies Durian dengan packaging desset box berukuran 250ml.
“Produk kami mampu memikat para pelanggan karena Browniesnya dilapisi fla durian, wip cream dan lelehan cokelat, yang didukung berbagai macam toping, almond, regal,oreo dan keju. Kebanyakan pelanggan itu datangnya dari masyarakat umum, mahasiswa dan dosen Polimdo,” tutur Ayu sembari mengatakan pengeluaran dari usaha mereka ini sebesar Rp. 2.747.100 dan keuntungannya selama 5 hari mencapai Rp. 4.032.900.
Menurut Ayu, hal terpenting dalam mengelola produk ini adalah menjaga hubungan baik dengan konsumen, sehingga semakin memungkinkan untuk kelompok mendapatkan konsumen tetap. Bukan itu saja, dimana kelompoknya juga menerapkan kebersihan dalam pembuatan produk.
“Kemudian dalam proses menjalankan sebuah usaha pastinya akan menemukan sebuah tantangan. Di kelompok kami tantangannya ada pada buah durian, mengingat ini buah musiman. Namun, bukan berarti tidak ada jalan keluarnya. Jalan keluar yang kami buat, yaitu membeli buah durian sebanyak mungkin, kemudian kami masukan ke dalam freezer sebagai persediaan, dan ke depannya kami akan melakukan kerja sama dengan Rumah Duren yang ada di Kota Manado,” ucapnya.
Ia menambahkan, langkah-langkah yang sudah dilakukan tentunya tidak lepas dari pengetahuan yang sudah didapatkan berkaitan dengan perkuliahan peluang bisnis dari program kampus merdeka, yaitu wirausaha merdeka.
Dosen pengajar dan pembimbing lapangan (DPL) program WMK, Yelly S. Paendong, SE.,MM., AK.,CA, menjelaskan bahwa ada 10 kelas WMK dan dirinya ditugaskan di WMK kelas 7, dimana ada 2 kelompok yang ia dampingi.
“WMK 7 ada 4 kelompok yang mendapatkan penghargaan, dan khusus kelompok 3 yang saya dampingi itu bisa mendapatkan 2 penghargaan terbaik dan terfavorit. Itu merupakan pencapaian yang sangat luar biasa buat anak-anak ini. Dan pastinya, semua yang terlibat pada kegiatan WMK ini terbaik,” kata Trainer Internasional Labour Organization (ILO) ini.
Lanjut Dosen Jurusan Akuntansi Polimdo ini, mereka ini bukan sekedar hadir dari proses belajar menjadi wirausaha muda, tapi ini langkah awal mereka untuk terus berkarya menjadi entrepreneur muda.
“Saya berpesan kepada mereka jangan berhenti untuk menjalankan usahanya, dan saya ingin melihat sebuah proses WMK dari kementerian ini, sehingga ketika mereka lulus dan bisa membuka usaha, ini kan sebenarnya tujuan kita bahwa ini akan berlanjut. Mereka selama ini dibekali bukan secara teoritis saja, tapi ada praktik-praktik yang sudah diberikan oleh pihak industri dan karena itu akan sangat berguna ketika mereka mau terjun ke dunia usaha,” jelasnya.
Melalui penghargaan yang didapatkan pada kemarin hari, pertanda bahwa mahasiswa tersebut bisa menjadi wirausaha-wirausaha muda. “Saya berharap proses ini terus berkesinambungan bagi para mahasiswa ini ke depannya, supaya ketika mereka lulus tidak berpikir hanya ingin menjadi seorang pegawai negeri, karyawan, atau staf di suatu kantor, tapi mendorong mereka agar bisa membuka usaha dan lapangan pekerjaan bagi orang lain,” tambahnya.
Sementara itu, Direkur Polimdo, Dra Mareyke Alelo MBA, pada sambutannya mengajak mahasiswa untuk berperan menjadi enterperneur. Jadilah pelopor dalam membangun diri dan membangun bangsa.
“Entreperneur ini dalam penelitian di Amerika bisa memperpanjang hidup, sebelum perang dunia kedua, dimana masa hidup setiap orang itu rata-rata di angka 40-50 tahun, ketika entrepreneur ini diperkenankan maka usia bisa mencapai 100 tahun atau lebih,” pungkasnya. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post