Manado, Barta1.com — Ratusan massa yang menyatu dalam Aliansi Masyarakat Nusa Utara Bersatu, mendemo Markas Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VIII Manado di Kairagi Weru, Senin (09/10/2023) siang.
Pendemo mengutuk keras penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum anggota TNI AL pada beberapa anak buah kapal (ABK) pelayaran komersil yang terjadi pada Rabu 4 Oktober 2023. Sekalipun oknum anggota telah ditahan, namun pendemo menuntut mereka dipecat.
“Apa yang dirasakan oleh saudara-saudara kita saat ini, hidungnya dibuat patah, rusuknya dibuat patah, kemudian dibuat sampai berdarah-darah, apakah orang yang dibiayai dengan keringat rakyat berbuat seperti itu adalah wajar,” cetus orator Jull Takaliuang, seorang aktivis perempuan Nusa Utara di hadapan pendemo.
Di halaman Markas Lantamal VIII, pendemo mendesak Panglima TNI, Kepala Staf TNI AL dan Komandan Lantamal untuk melakukan proses hukum serta memberikan tindakan tegas bahkan pemecatan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penganiyaan, termasuk Danpomal Lantamal VIII Manado Letkol Laut (PM) Wentje F Komaling.
Para pihak dianggap terlibat dan bertanggung jawab pada aksi kekerasan yang menimpa kapten KM Barcelona II Tonsen Barahama, Kapten KM Gregorius Ade Harimisa, serta ABK Yos Damalang, Farly Mawewe dan Fredy Susanto Andreas. Selain cedera, peristiwa itu juga berdampak trauma psikis pada korban.
Desakan selanjutnya, mendesak Menteri Perhubungan untuk menonaktifkan dan menganti kepala KSOP Manado, Letkol Marinir Benyamin Ginting. Pendemo menyatakan yang bersangkutan dianggap sengaja melakukan pembiaran terjadinya pemukulan dan penganiayaan terhadap korban di wilayah tanggungjawabnya, yaitu Pelabuhan Manado.
Keempat, meminta ke Dewan Pers untuk memanggil media-media yang tidak memberikan pemberitaan yang seimbang, dan berdasarkan fakta, serta meminta media-media tersebut untuk memberikan hak jawab, sebagai prinsip keseimbangan dalam pemberitaan.
Kelima, menyatakan bahwa apabila dalam waktu 3×24 jam tuntutan tidak ditindaklanjuti, maka Amsatu atau Aliansi masyarakat Nusa Utara Bersatu akan turun dengan masa aksi yang lebih besar.
Di lokasi tersebut, massa pendemo memegang spanduk bertuliskan copot Danpomal, mengutuk keras penganiayaan ABK dan Kapten Kapal, serta tegakan keadilan. Bahkan spanduk besar bertuliskan “kalian digaji dengan uang rakyat” dipampang berjejer.
Jull Takaliaung mengatakan, aksi kekerasan tidak pantas dilakukan oleh aparat keamanan. TNI AL tugasnya menjaga perbatasan dan menyikat para pelanggar dari negara lain, bukan menghantam masyarakat sipil.
“Jika ada yang salah di sana ada pihak kepolisian, ada juga pihak KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan). Kalo ada yang perlu ditindak secara pidana harus dilaporkan bukan dianiaya. Kami menuntut keadilan, permintaan maaf boleh, tetapi proses hukum harus jalan,” tegasnya.
Jull meminta tidak ada mediasi untuk damai. Kasus ini harus dikawal bersama-sama karena hukum dan keadilan harus ditegakkan.
“Tidak boleh kasus ini dibiarkan. Jangan ada mediasi untuk damai, kita bersama-sama memastikan bahwa Lantamal akan siap bersama-sama dengan rakyat untuk menegakkan keadilan sampai tuntas,” ujarnya.
Di luar dari orasinya, Jull mengatakan, beberapa pelaku sudah dikurung, namun setelah itu tidak tahu diapakan. Bersama dengan korban, sudah melakukan laporan secara resmi. Kemudian menuntut barang bukti berupa kaos korban yang ditahan pihak POMAL setelah kejadian pemukulan menjadi alat bukti di Mahkamah Militer.
“Kemarin para korban sudah melakukan visum di RS Bhayangkara, tetapi ada rekomendasi dari dokter forensik supaya mata Fredy harus diperiksa secara lanjut karena kerusakannya begitu berat. Saya memastikan hari ini tidak ada mediasi yang mementahkan upaya hukum korban dan keluarga yang sementara berlangsung. Korban dan keluarga menuntut, upaya hukum ini dilakukan secara transparan yang bisa dilihat, terukur, dan benar-benar berkeadilan buat korban,” terangnya.
Ia menceritakan kondisi kapten beserta ABK setelah dipukul, ada kondisi tidak bisa mengunyah makanan, mata bengkak, membuang air besar mengeluarkan darah, dan 2 orang lainnya mengalami trauma yang luar biasa.
“Permintaan maaf silakan saja, namun proses hukum harus ditindaklanjuti. Kami mendesak proses ini harus cepat. Bapak Lantamal tadi mengatakan ada 12 anggota yang bertugas pada kejadian tersebut, namun yang kita lihat hanya 6 orang saja yang ditahan,” jelas Jull.
“Ada beberapa yang ikut memukul dan sesuai kesaksian korban ada yang belum ditahan. Ini yang perlu ditelusuri dan kami belum tahu siapa-siapa pelakunya, mengingat hanya inisialnya saja dipublikasikan. Kami berharap semua proses terbuka kepada masyarakat, termasuk para pelakunya,” jelas Jull sembari meminta perbuatan yang tidak manusiawi, biadab dan kejam itu harus diproses.
Sedangkan Susanti Bulahari, istri dari Ade Harimisa, mengungkapkan kesedihan dirinya mendapati sang suami ditindak secara tidak manusiawi.
“Saya sebagai istri korban dan sebagai manusia biasa menerima permintaan maaf, tetapi proses keadilan itu harus dituntut. Kami juga meminta 6 bahkan 8 oknum yang sudah melakukan kekerasan harus dituntut seadil-adilnya,” pinta Susanti.
Susanti meminta, oknum-oknum yang sudah memukul suaminya agar segera dihukum dan diproses secara terbuka agar semua orang tahu.
Komandan Pangkalan Utama TNI (Lantamal) VIII Manado, Laksamana Nouldy Jan Tangka S,A,P., CHRMP, pada konferensi pers menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang dilakukan oleh anggotanya.
“Pertama-tama saya mau menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya atas kejadian yang tidak kita harapkan secara bersama-sama. Sekali lagi, kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Nusa Utara,” ucap Nouldy.
Lanjut Nouldy, permohonan maaf dan kebaikan yang akan dilakukan tidak mengurangi hukuman didalamnya. Hukuman tetap berjalan.
“Anak-anak kami tidak semua bisa diawasi, masih ada 1 bahkan 2 orang yang keliru dalam pelaksanaan tugasnya. Maka dari itu, kami berharap tidak ada kejadian seperti ini lagi ke depannya,” sahutnya.
Kronologi Lantamal VIII
Sebelumnya Lantamal VIII Manado mengeluarkan rilis kronologi kejadian dan disampaikan di depan sejumlah awak media dalam jumpa Pers di Mako POMAL, Kelurahan Bumi Beringin, Manado, Jumat (06/10/2023) pagi.
Dalam pemberitaan sejumlah media disebutkan. Satgas Gakkumla Lantamal VIII sudah berjalan kurang lebih berlangsung 85 hari berdasarkan Surat Perintah Danlantamal VIII No Sprin/708/VII/2023 tentang Satuan Tugas Penegakan Hukum di laut. Tujuan dari Satgas Gakkumla adalah setidaknya mengurangi barang-barang ilegal yang keluar masuk melalui media laut yang berada di Sulut.
Pencapaian dari Satgas Gakkumla antara lain penggagalan dalam penyelundupan kosmetik jenis Brilliant, Burung Luring Talaud, Cap tikus, Obat Ayam dan Vitamin Ayam.
Menyangkut tentang kejadian yang sedang Viral pada hari Rabu 4 Oktober 2023 dijelaskan Tim Satgas Gakkumla bertugas seperti biasa tiba di Pelabuhan Manado pukul 03.30 Wita. Tim dibagi menjadi dua regu, pertama menuju dermaga baru dan regu kedua menuju dermaga lama. Setelah pembagian regu, masing-masing regu melaksanakan tugas pemeriksaan kapal yang akan sandar.
Regu satu memeriksa kapal KM Barcelona IIIA dan regu dua memeriksa Kapal KM Merit Teratai. Pada saat regu satu akan melaksanakan Tugas memeriksa Kapal KM Barcelona IIA, regu satu Satgas Gakkumla melintas di Kapal KM Barcelona IIA dan disitu ada nahkoda KM Gregorius, Mualim satu KM Saint Mery, Koki KM Barcelona IIA dan ABK KM Barcelona IIA yang sedang minum-minuman keras di anjungan Kapal KM Barcelona IIA.
Pada saat Tim Satgas Gakkumla melintas di Kapal KM Barcelona IIA Nahkoda KM Gregorius berteriak dan membicarakan mengenai Satgas Gakkumla yang membawa senjata laras panjang dan tidak suka dengan kedatangan Satgas Gakkumla, akan tetapi didiamkan oleh Tim Satgas Gakkumla, kemudian tidak berselang lama Mualim satu KM Saint Mery berteriak. “Saya tidak takut kalian membawa senjata”.
Mendengar teriakan tersebut Anggota Tim Satgas Gakkumla langsung naik ke anjungan Kapal KM Barcelona IIA dan menanyakan siapa yang berteriak tadi, akan tetapi tidak ada yang mengaku dan terjadilah adu mulut antara Anggota Tim Satgas Gakkumla dengan Nahkoda KM Gregorius.
Mualim satu KM Saint Mery, Koki KM. Barcelona IIA dan ABK KM Barcelona IIA, setelah beradu argumen Tim Satgas Gakkumla meninggalkan Kapal KM Barcelona IIA untuk menuju Kapal KM Barcelona IIIA yang akan sandar di dermaga 8, pada saat Tim Satgas Gakkumla berjalan menuju arah Kapal KM Barcelona IIIA tepatnya di depan Kantor KSOP Manado.
Tiba-tiba dari arah belakang ada yang berteriak, “kenapa lari komandan, sini komandan,” sambil berlari sempoyongan dan menggenggam barang yang diduga senjata tajam, yang ternyata adalah juru masak KM Barcelona IIA dan ABK KM Barcelona IIA.
Mendengar teriakan tersebut Tim Satgas Gakkumla langsung mengamankan kedua orang tersebut dan dimasukan ke mobil Tim Satgas Gakkumla.
Sekitar pukul 06.45 WITA pemeriksaan Kapal KM Barcelona IIIA selesai dan menemukan tiga koper kosmetik ilegal merek Brilliant yang diturunkan dari KM Barcelona IIIA. Tidak berselang lama Nahkoda KM Gregorius dan Mualim satu KM Saint Mery naik ke KM Barcelona IIIA kembali berteriak di atas Kapal KM Barcelona IIIA
Tim Satgas Gakkumla kemudian menjemput Nahkoda KM Gregorius dan Mualim satu KM Saint Mery untuk di bawa ke Mobil Tim Satgas Gakkumla dikarenakan memprovokasi kepada masyarakat untuk memusuhi Satgas Gakkumla.
Setelah tiba dikantor POMAL dengan maksud Satgas Gakkumla akan memintai keterangan kepada keempat orang tersebut karena menghalang-halangi Satgas Gakkumla dalam menjalankan tugas pemeriksaan dikapal, namun keempat orang tersebut masih dalam pengaruh minuman keras dan menjawab berbelit-belit.
Oleh sebab itu Satgas Gakkumla melakukan pembinaan dengan maksud dan tujuan agar mendapat keterangan dari keempat orang tersebut mengapa menghalang-halangi Satgas Gakkumla dalam menjalankan tugas pemeriksaan kapal.
Dari keempat orang tersebut satu diantaranya mereka merupakan Nahkoda KM Gregorius yang dimana KM Gregorius tersebut apabila Tim Satgas Gakkumla melakukan pemeriksaan ABK dan Nahkoda selalu kontra dengan adanya Satgas Gakkumla dan berbeda dengan kapal-kapal lainya yang selalu kooperatif apabila Tim Satgas Gakkumla melakukan pemeriksaan.
Akibat dari Nahkoda KM Gregorius yang mengonsumsi minuman keras dapat membahayakan pelayaran dan penumpang dari KM Gregorius, dikarenakan KM Gregorius akan berlayar pukul 16.00 Wita maka tim Satgas Gakkumla menindak tegas Nahkoda tersebut.
Dalam pembinaan tegas Tim Satgas, keempat orang tersebut meminta maaf kepada Tim Satgas Gakkumla dan mengakui kesalahanya dengan memohon kepada Wadan Satgas agar permasalahan ini tidak diteruskan ke ranah hukum dan dituangkan dalam surat pernyataan yang di tanda tangani diatas materai.
Setelah membuat surat pernyataan tersebut, Tim Satgas Gakkumla memeriksakan kesehatan keempat orang tersebut dengan memanggil Tim Kesehatan dari Diskes Lantamal VIII. Setelah diperiksa oleh Tim Kesehatan, keempat orang tersebut sekira pukul 14.00 Wita sudah diperbolehkan untuk kembali.
Diketahui Danlantamal VIII Laksma TNI Nouldy Tangka secara pribadi mengaku sudah meminta maaf ke pihak keluarga korban.
“Saya sudah meminta maaf kepada keluarga korban melalui video call. Dan saya berjanji akan membayar perawatan korban sampai pulih seperti sediakala,” kata Nouldy. (*)
Peliput:
Meikel Pontolondo
Discussion about this post