Manado, Barta1.com — Personil Komisi II DPRD Sulut, Sandra Rondonuwu, menyentil soal kebencanaan yang terjadi. Dia mengatakan ada aktivitas fisik yang ikut mendorong hingga longsor dan banjir melanda sejumlah daerah di Sulawesi Utara.
“Dalam pemahaman kami bencana ada karena tingginya curah hujan, tetapi tidak bisa pungkiri adanya aktivitas fisik manusia seperti penggundulan hutan, ilegal logging, pembakaran hutan, konversi lahan, pembangunan infrastruktur dan pertambangan,” ujar politisi perempuan dari PDIP ini dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi II dan Dinas Kehutanan Provinsi Sulut, baru-baru.
Sandra kemudian bertanya, jika kondisi seperti yang disebutkan tadi terus terjadi, langkah apa yang akan dilakukan instansi teknis untuk menanganinya.
“Apakah anggaran mencukupi untuk menangani permasalahan yang ada. Kemudian, adakah lahan terbuka hijau dan hutan lindung atau produksi yang diperhatikan hingga saat ini,” kata Sandra.
Kadis Kehutanan Sulut, Jimmy Ringkuangan, menanggapinya seraya mengatakan, peristiwa bencana yang sering terjadi menjadi perhatian serius instansi yang dipimpinnya.
“Masalah pengelolaan kawasan hutan saat ini sedang marak, di mana pembukaan lahan baru dilakukan oleh masyarakat, kemudian adanya penambang liar yang begitu marak, seperti ketua sampaikan tadi implikasinya pasti ke bencana. Masalah yang disebutkan tadi akan kami perhatikan,” jelasnya.
Untuk sementara, lanjut birokrat muda ini, Dishut telah membuat dam di lokasi yang sering banjir khususnya di kawasan hutan. Kendati yang dilakukan sangat terbatas, tetapi Dishut melanjutkan program yang ada dengan dana alokasi khusus (DAK). Proses DAK juga dilakukan dengan metode swakelola yang melibatkan masyarakat setempat di beberapa wilayah.
“Tentunya kami akan terus melakukan reboisasi lahan dan hutan walaupun dengan anggaran sangat terbatas,” tutupnya. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post