Sangihe, Barta1.com – Ratusan masyarakat yang tergabung dalam aksi penyelamatan pulau Sangihe menghadang alat berat perusahaan tambang PT. Tambang Mas Sangihe (TMS). Aksi spontan yang dilakukan masyarakat yang tergabung dari wilayah Salurang, Bowone, Bentung, Binebase, Lapango, Kaluwatu, Dagho, Menggawa, Kalinda, dan Barangkalang itu berlangsung sejak Selasa hingga hari ini Kamis (22/12/2021). Mereka memboikot kendaraan bermuatan alat berat dengan membentangkan spanduk tolak PT. TMS di Lokasi Pelabuhan Feri Pananaru Kecamatan Tamako.
Diketahui alat berat tersebut disusupi melalui pelabuhan Feri Pananaru Kepulauan Sangihe di tengah kesibukan masyarakat dalam menyongsong hari Natal dan Tahun baru. Meski begitu, rencana mereka cepat diketahui oleh masyarakat dan ratusan masyarakat pun berdatangan melakukan pemboikotan tronton bermuatan alat bor (drill) yang akan digunakan oleh PT.TMS dalam operasionalnya nanti.
Albiter Makagansa salah satu warga Salurang mengatakan aksi tersebut tegas menyatakan bahwa TMS illegal. Tidak memiliki ijin pemanfaatan pulau dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Oleh karena itu mereka meminta alat berat PT. TMS tidak boleh ada apalagi dioperasikan di Pulau Sangihe.
“Kesimpulan akhir peralatan tambang yang masih tersisa di pelabuhan Pananaru diangkut muat kembali di kapal selanjutnya dibawa pulang ke Bitung pada pukul 18.00. Ini keputusan paling nyaman damai dan tidak menimbulkan korban,” kata Makagansa.
Dirinya juga menegaskan masyarakat akan bubar ketika semua peralatan PT. TMS sudah dimuat kembali ke atas kapal pengangkut. “Konsentrasi massa masih ada dan akan bubar setelah semua peralatan sudah diatas kapal,” tegas dia.
Aktivis Save Sangihe Island (SSI) Venetzia Andemora yang juga hadir dalam penghadangan tersebut mengatakan keselamatan Sangihe jauh lebih penting dari pada segalanya. Kehadiran PT.TMS sangat berpotensi mengancam keselamatan lingkungan dan manusia di Sangihe. “Ini ruang hidup kami. Kami hidup dan mati di Sangihe. Kalaupun kami harus mati memperjuangkan tanah kami, maka itu yang akan menjadi pilihan, jika negara ini tidak berpihak pada keselamatan rakyat,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, masyarakat terus mendesak agar alat berat PT. Tambang Mas Sangihe (TMS) dinaikan kembali ke kapal pengangkut untuk meninggalkan Pulau Sangihe.
Discussion about this post