Duka mendalam melanda dunia kesenian Sulawesi Utara (Sulut) atas berpulangnya sosok seniman multi talenta Faisal Reza Maksum yang akrab disapa Bimo. Lelaki yang banyak melahirkan kreator muda di bidang fotografi, videografi dan sinematografi ini meninggal pada Selasa, (12/1/2021) pukul 23.00 WITA di Manado.
Kepergian seseorang yang berhati baik dan penuh dedikasi selalu membuka rengkah tersendiri pada sanubari keluarga, sahabat dan kerabatnya. Demikian Bimo, kabar berpulangnya menjadi duka mendedah hati dunia kesenian Sulut.
Pada Juli 2019, saya terakhir kali bersua Bimo. Bersama sutradara dan fotografer Yunan Balamba. Kami bertiga menjadi juri lomba videoblog (Vlog) dalam iven Manado Fiesta. Namun persahabatan saya dengan lelaki bertubuh tambun ini sudah berlangsung lebih dari satu dasawarsa.
Saya termasuk orang yang belajar estetika karya fotografi dari Bimo, sejak diperkenalkan penyair dan fotografer Jamal Rahman Iroth puluhan tahun lalu.
Dalam banyak kesempatan, kami terlibat diskusi yang mengasyikan dari soal perspekfif dunia kesenian Sulut pada umumnya hingga soal Vlog yang dipandangnya sebagai sebuah karya budaya ketimbang sinematografi.
Kesan saya, Bimo adalah pribadi yang cerdas, menguasai secara luas berbagai referensi fotografi, desain grafis, bahkan sinamatografi. Ia banyak menghasilkan karya-karya fotografi yang menakjubkan. Selain itu, ia dikenal sebagai mentor yang selalu punya waktu mendidik talenta-talenta baru di dunia fotografi Sulut.
Jamal, Yunan, Reiner Ointoe, saya, bahkan komunitas fotografi Sulut sangat tersentak mendengar kabar berpulangnya sang Ketua Spot Photographers ini. Karena memang tak sedikit kreator yang kini mengisi dunia kesenian Sulut yang pernah belajar dari almarhum, termasuk menumpang di rumahnya di Paal 4.
Bimo, bagi saya adalah nadi dari dunia performans seni digital dan fotografi Sulut. Ia jenius, penuh vitalitas, dan hampir tiada jedah dalam berkarya. Ia bahkan menjadi penggagas sejumlah lomba seni performans dan fotografi dengan pelbagai tema.
Sepanjang hidupnya, Bimo telah dipenuhi kreativitas dan kebaikan akhlak yang ikut menyulut eneka warna sejarah perjalan seni di negeri belahan Timur Indonesia.
Penulis : Iverdixon Tinungki
Discussion about this post