Sangihe, Barta1.com – Dampak pandemi Covid-19 di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, ternyata berimbas pada menurunnya jumlah pasien rawat inap di Rumah Sakit Daerah (RSD) Liun Kendage Tahuna.
Berdasarkan data dari RSD Liun Kendage Tahuna, dari ratusan tempat tidur pasien yang selalu terisi antara 75 sampai 80 persen, kini menurun jauh di kisaran 25 persen.
Direktur RSD Liunkendage Tahuna, dr. Handry Pasandaran mengakui, menurunya pasien disebabkan adanya isu yang merebak kalau pihak rumah sakit kerab mengcovidkan pasien, meski yang bersangkutan hanya mengalami sakit biasa.
“Isu rumah sakit yang sengaja mengcovidkan pasien, seperti adanya kabar hanya flu biasa lalu pihak rumah sakit menetapkan pasien covid, itulah yang membuat warga enggan atau merasa cemas berobat ke RSD Liunkendage. Untuk itu kami menegaskan warga tak usah cemas datang ke rumah sakit, sebab protokol kesehatan benar-benar kami terapkan dan kondis RSD Liun Kendage sangat aman,” kata direktur.
Pasandaran mengatakan untuk saat ini pihak RSD Liun Kendage telah memberlakukan zona rawat inap maupun rawat jalan guna memilah mana pasien yang boleh rawat jalan dan pasien rawat inap. “Bahkan sudah dipilah mana bangunan rawat jalan dan bangunan rawat inap bagi yang Covid maupun penyakit biasa, sehingga masyarakat tak perlu cemas lagi berobat ke rumah sakit,” ujar Pasandaran.
Sementara itu untuk lebih meyakinkan masyarakat soal kenyamanan berobat di rumah sakit, pihak RSD Liunkendage memanfaatkan momentum Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tahun 2020 sebagai ajang sosialisasi pembahasan Covid-19 secara live streaming yang berlangsung di Pendopo Rumah Jabatan Bupati, Selasa (10/11/20).
“Lewat live streaming masyarakat akan lebih paham tentang penerapan protokol kesehatan di RSD Liunkendage, apalagi narasumber dokter Aprikornus Loris, adalah dokter yang selama ini menangani pasien Covid-19, termasuk dokter Jopy Thungari selaku juru bicara Tim Penanganan Covid-19 Sangihe,” ujarnya.
Sebagai Direktur RSD Liun Kendage Pasandaran berharap agar warga tak perlu takut untuk datang berobat, bukan sekedar demi keuntungan finansial rumah sakit, tapi lebih mengarah pada penanganan pasien itu sendiri. “Kami harus meyakinkan masyarakat agar jangan cemas datang berobat, sebab jangan nanti sudah sakit berat baru mau dibawah ke rumah sakit, sehingga sudah tak bisa lagi tertolong nyawa pasien,” imbau Pasandaran.
Peliput : Rendy Saselah
Discussion about this post