Manado, Barta1.com — Walikota Manado GS Vicky Lumentut memberi apresiasi pada program digitalisasi pasar yang digawangi OVO, perusahaan platform pembayaran virtual di Indonesia. Apalagi program tersebut menyasar Pasar Bersehati yang menjadi salah satu pusat perekonomian di Manado.
“Kami sangat mengapresiasi atensi dan dukungan dari Kementerian Perdagangan serta OVO dalam mendigitalisasi pasar tradisional. Sebagai salah satu pusat kegiatan ekonomi masyarakat, Pasar Bersehati menjadi salah satu sentra pergerakan ekonomi Manado, dan kami selalu mengedukasi pentingnya menjaga protokol kesehatan dalam berkegiatan di pasar,” ujar Vicky dalam kegiatan Digitalisasi Pasar yang digelar di Manado, Jumat (02/10/2020).
Lewat digitalisasi pasar, OVO mempertegas komitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional dengan mendorong adaptasi digital bagi pelaku usaha kmikro, kecil dan menengah (UMKM), khususnya pedagang di pasar tradisional. Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra menyatakan, salah satu cara yang dilakukan adalah terus mengedukasi, mempromosikan, dan mengajak masyarakat untuk mengadopsi pembayaran nirsentuh sebagai salah satu upaya menjaga protokol kesehatan.
Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk nyata komitmen OVO dalam mendukung inisiatif Digitalisasi Pasar Tradisional yang diusung oleh Kementerian Perdagangan serta Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia melalui implementasi QRIS di kalangan pelaku UMKM.
“Kami berharap, di tengah kondisi ini, konsumen dan pelaku UMKM dapat terus bertransaksi secara nyaman, tanpa perlu melakukan kontak langsung. Tentu saja upaya ini sejalan dengan harapan pemerintah untuk terus menstimulasi pergerakan roda ekonomi di tengah pandemi Covid-19.”
Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra
Walikota Manado berharap, kegiatan tersebut menjadi awal yang baik bagi pemerintah kota dengan Kementerian Perdagangan dan OVO untuk penetrasi dan adaptasi teknologi. Fungsinya secara luas bisa dirasakan masyarakat, terutama kalangan pelaku UMKM.
Program tersebut menjadi aksi nyata semua pihak mewujudkan maksimalisasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah di masa Pandemi Covid 19. Terpilihnya Pasar Bersehati Manado dalam kegiatan ini juga tak lepas dari peran Kementerian Perdagangan yang terus mengimplementasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) agar pedagang di pasar tradisional dapat melakukan transaksi minim kontak secara aman, nyaman dan praktis. Pasar tradisional sebagai salah satu pusat pergerakan ekonomi masyarakat, diharapkan terus menjalankan kegiatan dengan menjalankan protokol kesehatan secara patuh, termasuk dalam melakukan transaksi.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menyambut baik inisiatif yang dilakukan OVO. Hingga hari ini menurut dia, pasar tradisional masih menjadi tempat favorit masyarakat dalam memenuhi kebutuhan berbelanja sehari-hari. Namun jangan sampai pasar tradisional malah menjadi lokasi yang berpotensi menyebarkan virus.
“Saya mendukung langkah yang dilakukan OVO untuk mendigitalisasi Pasar Bersehati, yang merupakan pasar terbesar di Kota Manado ini.”
Menurut Jerry, mobilitas dan aktivitas pasar yang penuh kontak fisik harus diubah menjadi mobilitas daring yang bukan saja minim kontak, tapi juga non tunai atau cashless. Program digitalisasi pasar, selain membantu meningkatkan pelaksanaan protokol kesehatan, juga akan mentransformasi dan merevitalisasi sistem interaksi masyarakat di pasar tanpa meninggalkan penunjang infrastruktur ekonomi.
Melalui digitalisasi pasar, kata Jerry, bisa menjadi potensi penambah pendapatan pedagang karena mereka bisa menjajakan dagangan secara daring, tanpa batas, dan membuka akses yang dahulu hanya bisa diakses di tempat bernama pasar saja. Sementara dari sisi pembeli tidak harus pergi ke pasar secara rutin untuk membeli kebutuhan sehari-hari karena bisa membeli lewat gawai mereka.
Sedangkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat mengatakan, Bank Indonesia sangat mengapresiasi langkah OVO untuk melakukan digitalisasi pasar di beberapa kota sekaligus membantu pemerintah dalam perluasan penggunaan QRIS. QRIS hadir sebagai jawaban dari tingginya pertumbuhan dompet digital di Indonesia.
“Dengan adanya QRIS, BI ingin mengumpulkan seluruh dompet digital dalam satu platform yang bisa menggunakan QR secara bersama-sama, terintegrasi, mudah diawasi dan bisa memberikan manfaat lebih,” kata Arbonas
“Harapannya tentu saja semoga dengan program ini seluruh pelaku UMKM tidak perlu bingung memilih mitra kerja sama dalam hal pembayaran karena semua sudah terintegrasi di QRIS. Saya berharap digitalisasi ini tidak berhenti di Pasar Bersehati saja, tapi bisa diterapkan di seluruh pasar di Sulawesi Utara,” tambah dia. (**)
Editor: Ady Putong
Discussion about this post