Tiga puluhan tahun di Partai Golkar Kepulauan Sangihe, tak menjadi alasan bagi Helmud Hontong yang hari ini masih tercatat sebagai Sekretaris DPD II Partai Golkar Sangihe, untuk tidak berpaling hati bersimpati kepada figur partai lainnya, apalagi ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Hontong telah memantik polemik ketika menyatakan sikap terang-terangan mendukung pasangan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK) yang diusung oleh PDIP pada helatan pemilihan Gubernur Sulawesi Utara Desember mendatang.
Padahal Golkar dengan percaya dirinya telah mengusung dua paket komplit Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Salim Landjar (CEP-SSL), dan didukung penuh oleh Jabes Ezar Gaghana, simbol kekuatan rakyat di daerah kepulauan sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD I Golkar Sulut.
Kehadiran Helmud Hontong di ‘pekarangan rumah’ ODSK telah menambah daftar beringin yang menyeberang ke kubu merah, warna khas PDIP. Sebelum Hontong, adalah Jimmy Rimba Rogi, mantan Ketua DPD I Golkar Sulut telah bergabung duluan. Juga ada Wakil Walikota Tomohon Syerly Adelyn Sompotan, kader Golkar yang berpindah mendukung Olly-Steven. Sikap keduanya dimungkinkan akibat keputusan Partai Golkar yang tak mengakomodir mereka dalam helatan Pilwako Manado dan Tomohon.
Tapi yang patut dicatat, Imba, Syerly dan Helmud bukan tokoh sembarang. Di belakang mereka terkumpul ribuan massa pada masing-masing daerah. Artinya mereka bisa menambah kekuatan PDIP dan ODSK di Manado, Tomohon dan Sangihe.
Helmud Hontong notebenenya sebagai sekretaris DPD II Golkar Sangihe punya alasan dari berpalingnya dia sehingga harus melawan kebijakan partai yang 30 tahun membesarkan namanya di kancah politik daerah perbatasan Indonesia-Filipina. Hingga hari ini menurut Helmud, dirinya masih sebagai kader Partai Golkar Sangihe. Dia tak menampik ketika ditanya terlibat dalam aktivitas pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK).
“Saya memilih ODSK karena saya simpatisan. Saya hingga hari ini masih kader Golkar, saya 30-an tahun di Golkar, dan sampai hari ini saya masih sekretaris Golkar, Kalau kemudian, soal itu ke itu (Golkar ke PDIP), cuma rasa simpati mendukung ke ODSK,”
Helmud Hontong ketika diwawancarai Barta1.com, Kamis (12/9/2020).
Hontong menampik jika ada isu terkait dirinya melawan partainya sendiri. Menurutnya ia hanya berpihak kepada pembangunan yang sudah diletakan dalam kepemimpinan ODSK yang dinilainya pesat dan dapat dilihat perkembangannya.
“Sebenarnya kita tidak melawan ini partai. Cuma rasa simpati saya kepada ODSK yang pembangunannyas selama ini kita lihat besar perubahan Sulawesi Utara dan ini jujur harus kita akui, Pak Olly 5 tahun ini memang sangat-sangat berhasil,” kata dia.
Keberpalingan Helmud Hontong yang saat ini menjabat Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, dengan mendukung figur partai lain tentu mempunyai konsekuensi yang amat serius. Ia telah mengabaikan keputusan partai yang membesarkannya selama 30 tahun dan berpaling ke partai yang menjadi lawannya di Pilkada 2017 lalu.
“Semua saya menyerahkan ke partai, seperti apa. Jadi saya serahkan semuanya ke partai. Yang pasti kita kurang lebih 30an tahun di Golkar dan tidak ada pernyataan mundur dari partai,” ungkap Hontong.
Di Partai Golkar sendiri, khususnya DPD II Sangihe, Helmud Hontong sebagai sekretaris telah dianggap tidak mematuhi AD/ART partai yang mengusungnnya menjadi Wakil Bupati Kepulauan Sangihe periode 2017/2022. Oleh kerena itu pengurus partai beringin Sangihe menganggap Hontong telah menunjukkan sikap politik untuk hengkang dari Partai Golkar.
“Sebagai pengurus partai, Pak Sekretaris sudah tidak sejalan lagi dan lebih memilih membesarkan partai lain. Oleh karena itu kami menganggap dirinya memilih Hengkang dan bukan diberhentikan dari jabatan partai yang membesarkan namanya,” jelas Jusak Ruitan Ketua Harian DPD II Sangihe.
Meski begitu bagi mereka, Golkar Sangihe justru kian hari makin solid. Kepengurusan Golkar dan keyakinan memenangkan pasangan Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Salim Landjar (CEP-SSL) menjadi agenda perjuangan yang amin dan pasti untuk meraup suara terbanyak nantinya.
“Keputusan yang diambil Sekretaris merupakan hak politiknya, kami tidak menahan dan menghargai sikap beliau. Perlu diketahui DPD II Golkar tak memecat atau memberhentikannya tetapi beliau sendiri yang memilih hengkang, ” tandas Ruitan. (*)
Peliput: Rendy Saselah
Discussion about this post