ERA menanjaknya sepakbola Sulawesi Utara di pentas nasional dibuktikan dengan munculnya Persatuan Sepakbola (PS) Unoson Manado tahun 1983. Tiga kali semifinal dan dua kali juara tiga antar klub nasional.
Siang terik itu, hanya memakai kous oblong dan celana pendek, Joppy Mandey menerima wartawan Barta1.com di kediamannya Kelurahan Bahu Manado. Gayanya meledak-ledak dan terlihat masih penuh semangat. Apalagi mulai berbicara sepak terjang dan kiprah PS Unoson.
Maklum, Joppy adalah pemain-pemain awal Unoson bersama Ruddy Palit dan Johny Makasenggehe. Sekitar tahun 1983, sejumlah pemain mulai latihan di seputaran Teling (belakang RS Advent Manado) sebelum pindah ke Lapangan Koka, Kelurahan Tingkulu.
PS Unoson merupakan klub amatir namun dikelola profesional oleh pemilik klub yakni Karundeng Bersaudara (Jemmy Karundeng, Albert Karundeng, Edi Karundeng, Teddy Karundeng, Tommy Karundeng dan Harry Karundeng) yang memiliki usaha Apotik UNO.
Tim pertama perpaduan senior dan junior diantaranya Ruddy Palit, Johny Makasenggehe dan Robert Ohe, Sam Nuka, Joppy Mandey, Eddy Musriza, Jecky Mandey, Jan Kaunang, Tommy Moniaga, Jefry Mandey, Sam Nuka, Maxi Waroka, Johny Tindi, Alfrets Tindi, Jecky Tjia, Fecky Lasut, Husein Mahmud (pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Kendari). Tim ini masih dilatih Alex Orah yang mulai merajai kejuaraan sepak bola di Sulut.
Unoson sangat ditakuti di era itu. Tim seperti Pinaesaan Langowan, PS Bhayangkara Manado dan Prima Kencana Leilem sering bertemu di partai final kejuaraan sepakbola di Sulut seperti Piala Bohusami dan Piala Kosgoro,” kenang Joppy, Rabu (6/5/2020).
Ketika AE Mangindaan atau lebih akrab Opa Mangindaan datang menukangi tim Unoson mulai bermunculan pemain-pemain muda seperti Alen Mandey, Hengky Kawalo, Johan Heydemans dan lain-lain.
Menjadi juara tiga nasional antar klub amatir kalah dari STIE Perbanas yang diperkuat sejumlah pemain nasional diantaranya Patar Tambunan, Hermansyah, dan kawan-kawan.
Ketika itu penyisihan grup di Kediri, Jatim lalu lolos 6 besar di Kabupaten Batang, Jateng. Semi final di Stadion Jatidiri Semarang, Jateng. Rombongan Unoson yakni EA Mangindaan (pelatih) dan Mahmud Uthe Thalib (Asisten Pelatih), Jan Kaunang, Robert Ohe, Eddy Musriza, Maxi Waroka, Meidi Tindi, Alva Walean, Arianto Lashari, Riono Jusuf, Erasmus Rubaha, Alen Mandey. Johny Tindi, Johan Heydemans, Ruddy Palit, Johny Makasenggehe, Hengky Kawalo, Sam Nuka, Melvin Pontoan, Alvian Poluakan, dan Berty Makagansar sebagai ofisial.
“Unoson mengandalkan dua gelandang terbaik Sulut, Sam Nuka dan Ruddy Palit,” ujar Berty Makagansa, Sekretaris PS Unoson Manado, ditemui di Apotik UNO, Jalan Sudirman, Kelurahan Lawangirung, Manado, Sabtu (9/5/2020).
PS Unoson dikelola secara profesional sehingga pantas prestasi mereka raih hingga nasional. “Kami punya lapangan latihan sendiri. Pemain diberi honor, perlengkaan latihan setiap 3 bulan sekali. Bahkan ada pemain yang diberi pekerjaan di Apotik Uno. Itu yang menyebabkan banyak pemain terbaik di Sulut tertarik bergabung dengan PS Unoson. Setelah itu mulai membina pemain junior,” katanya.
Mayoritas pemain PS Unoson atau 80 persen masuk tim Persma Manado. “Iya, tim PS Unoson hampir semua main di Persma,” tutur Joppy yang adalah ayah dari Alen Mandey dan Nesken Mandey yang juga bermain di PS Unoson. (bersambung)
Peliput : Agustinus Hari
Discussion about this post