Talaud, Barta1.com – Dua desa di Kecamatan Tampan’amma, Kabupaten Kepulauan Talaud yakni Dapalan dan Dapihe mendadak populer. Ada apa gerangan? Bukan karena sorotan ribuan pasang mata atas objek wisata Watumbarian dan Babarolo di Dapalan dan Air terjun Hapu yang lagi digarap di Dapihe. Atau tradisi makan pinang yang hingga saat ini masih awet tak dimakan usia.
Ternyata, buah durian (Dhurio Zibhetinus) yang membuat dua desa ini menjadi tranding topik kurang lebih sepekan terakhir. Dari hasil penelusuran di lapangan, banyak warga desa tetangga yang menyambangi dua desa ini untuk berburu Raja dari segala buah (King of fruit) ini. Bahkan ada yang jauh – jauh menyebrangi lautan dari pulau seberang karena ingin menyantap daging durian ini. Hal ini diamini oleh Kepala Desa Dapalan, Musa Tundu.
“Desa Dapalan dan Dapihe saat ini top sekali. Selain objek wisata, hasil kebun yaitu buah durian yang berlimpah dan rsanya yang enak membuat nama desa menjadi sangat popular,” kata Musa, Minggu (26/01/2020).
Musa yang akrab dengan masyarakat ini menceritakan tentang satu hal yang lucu, dimana tak sedikit kerabatnya yang berada di luar Desa yang memesan dan meminta oleh-oleh, sedangkan dirinya tak memiliki sebatang pun pohon durian di kebunnya.
“Banyak sekali teman dan saudara yang berada di luara desa yang menelpon saya untuk pesan dan minta durian. Pedahal saya tidak punya pohon durian di kebun, apalagi buahnya. Mungkin karena saya Kepala Desa, mereka beranggapan kalau saya punya banayak pohon durian yang berbuah,” ucap Musa dengan senyum khasnya.
Senada itu, Kepala Desa Dapihe Horbit Ponge menuturkan, handphone miliknya selalu berdering. Ketika dijawab, ternyata yang menelpon hanya menanyakan dan meminta durian.
“Kalau bertepatan berada di tempat signalnya bagus, handphone selalu berdering. Pas diangkat, ada yang menanyakan harga durian, di mana tempatnya, kalau dikasih gratis bisa tidak,” tutur Ponge. “Pokoknya, desa kita jadi ramai diperbincangkan karena hasil petani yang berlimpah di musim durian ini,” tambah dia.
Memiliki kandungan Karbohidrat, Lemak, protein, Serat Kalsium (Ca), Fosfor (P), Asam Folat, Magnesium (Mg), Otasium/Kalium (K), Zat Besi (Fe), Zinc Mangaan (Mn). Tembaga, Karoten, Vitamin C, Thiamin, Niacin, dan Riboflavin yang juga memiliki segudang manfaat untuk kesehatan, membuat tumbuhan tropis ini diburu banyak orang.
Demi mendapatkan 3–4 buah durian, pembeli hanya merogo kocek sebesar 50.000. Bahkan terkadang bisa mendapatkan lebih dari itu. Apalagi masih memiliki ikatan kekerabatan, buah durian ini hanya diberikan secara gratis, sebagai oleh–oleh. Tak sedikit juga buah yang memiliki kulit berduri ini dipasarkan di luar daerah seperti Manado dan Bitung.
Ada juga hal unik dibalik musim durian ini. Alter Tundu, salah seorang warga desa Dapihe menerangkan, pemilik durian menerapkan sistem bagi hasil ketika ada warga yang hendak membantu pemilik durian untuk mengangkut buah durian dari kebun dan dibawa ke kampung.
“Hasilnya dibagi sama rata. Kalau saya bisa mengangkut 20 buah durian, berarti saya mendapatkan 10 buah dan dan 10 buah untuk pemiliknya,” terang Alter saat ditanyakan mengenai pembagian hasil angkutan buah durian.
Untuk musim panen durian secara besar–besaran, Roby Maradia salah seorang pemilik pohon durian mengatakan, nanti akan dimulai pada beberapa pekan ke depan. “Saat ini baru buah awal. Untuk masa panen besar diperkirakan mulai dari minggu depan,” jelas Maradia.
Di tengah hasil kebun yang berlimpah ini, ia tidak lupa untuk memanjatkan syukur kepada Tuhan atas berkat yang telah diberikan kepada mereka.
“Dengan hasil kebun yang berlimpah ini, kami tidak lupa untuk memanjatkan syukur kepada Tuhan atas berkatnya bagi kami,” ucap Maradia. (*)
Peliput : Evan Taarae
Discussion about this post