Mitra, Barta1.com – Terobosan baru yang dilakukan Bupati Minahasa Tenggara (Mitra), James Sumendap yang dikenal banyak melahirkan ide dan gagasan serta inovasi diberbagai sektor ini, ternyata tak berjalan mulus.
Pasalnya, kebijakan bagi dunia pendidikan di Kabupaten Mitra terkait penerapan sehari tanpa seragam sekolah setiap hari Selasa, menuai bermacam pro dan kontra dari masyarakat khususnya dunia maya atau warga net.
Bagaimana tidak, saat kebijakan ini pertama kali diterapkan diseluruh SD dan SMP di Mitra, warganet secara masif bereaksi dengan berbagai cuitan nyinyir di sosial media facebook.
Beragam komentar miring pun ditulis warganet. Yang pada intinya mereka meminta penerapan seragam sekolah bebas rapih untuk dikaji kembali karena bertolak belakang dengan aturan tentang pakaian seragam sekolah sebagaimana diatur dalam Permendikbud, serta dapat menimbulkan dampak negatif yaitu kesenjangan sosial.
Disisi lain, mereka sepakat dan mendukung program brilian JS sapaan akrab Bupati Mitra dua periode. Bahkan warganet mengapresiasi pemkab yang mau merubah sistem lama yang monoton. Harus diakui, secara psikologis pakaian bebas rapih ke sekolah dapat membuat otak makin kreatif.
Sementara itu, terkait pro dan kontra yang muncul, Bupati James Sumendap angkat suara. Sang gladiator pun dengan tegas mengatakan, bahwa hanya orang bodoh yang tidak setuju dengan pemberlakukan pakaian bebas rapi bagi anak sekolah pada setiap hari selasa.
“Hanya orang bodoh dan kurang wawasan yang tidak setuju. Tulis itu!” kata James Sumendap melaui pesan singkatnya via WhatApp grup, Selasa (03/12/19).
Senada dengan itu, tokoh pemuda Mitra Noldy Pangkarego ikut memberikan tanggapannya soal pro dan kontra yang muncul pasca diberlakukannya kebijakan tersebut.
Menurut Wakil Ketua Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPD KNPI Mitra, warga tidak perlu menguras energi berlebihan hanya karena membahas masalah tersebut.
“Seharusnya publik tidak perlu terlalu mempersoalkan. Mengapa? Karna yang perlu disoal bukan karena seragam apa yang digunakan, tapi bagaimana kualitas pendidikan terus ditingkatkan dan semakin baik dari waktu ke waktu, dari masa ke masa sehingga melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, berkualitas dan siap pakai,” sebut mantan Ketua Panwaslu Kecamatan Ratahan ini.
Lanjut Pangkarego yang juga menjabat sebagai Ketua IWO Mitra ini, perlu diingat, seragam apapun yang akan digunakan siswa siswi SD dan SMP tidak akan menentukan kualitas dari para pelajar itu, sehingga tidak harus kita menguras energi berlebihan hanya untuk memperdebatkannya.
“Yang terpenting bagaimana kita secara bersama mengawal peningkatan kualitas dan pelayanan pendidikan bagi anak-anak diseluruh sekolah yang ada di Mitra, termasuk soal ketersedian infrastruktur dan tenaga pendidik,” tutupnya.
Diketahui, sejak Selasa (03/12/19) kemarin seluruh guru dan siswa siswi SD, SMP di Mitra telah melaksanakan kebijakan sehari tanpa seragam sekolah. Bahkan para siswa siswi dan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar tidak dilingkungan sekolah, tetapi belajar di alam terbuka, di instansi kepolisian bahkan di kantor-kantor pemerintah.
Peliput: Chinry Assa
Discussion about this post