Manado, Barta1.com — S. Ahmad Assagaf, Caleg Partai NasDem Nomor Urut 2 Dapil Kota Manado disebut sebagai yang paling berpeluang meraih kursi di DPRD Provinsi Sulut dari kalangan Muslim.
Dari data sejumlah survey terakhir menyebutkan, elektabilitas politisi yang akrab dengan umat Islam dan masyarakat seniman, budayawan serta intelektual ini, berada di atas capaian Caleg lainnya dari kalangan Muslim di Dapil Kota Manado.
Menurut Manaf Zaid, seorang intelektual Islam yang tinggal di Wonasa, Kecamatan Singkil, Manado, S. Ahmad Assagaf adalah figur yang memahami persoalan-persoalan masyarakat Sulut dan umat Islam di daerah ini.
“Ia tak saja ahli filsafat, seniman dan intelektual Islam yang berpengaruh, namun sebagai politisi, ia memiliki karakter berbeda dibanding para politisi dari kalangan Muslim pada umumnya,” ungkap Manaf pada Barta1, Jumat (12/4).
Senada dengan itu, Joko Mantu, aktivis dan pengaji filsafat di Manado mengatakan, Amato bukan politisi dalam arti biasa, tapi seorang intelektual yang berpolitik dengan misi yang jelas untuk membawa perubahan serta memiliki keberpihakan kepada rakyat.
S. Ahmad Assagaf yang akrab disapa Amato ini adalah anak dari KH Arifin Assagaf. Ayahnya seorang tokoh agama dan politisi yang telah malang melintang di dunia politik Indonesia Timur sejak akhir tahun 1950an. Juga dikenal sebagai tokoh Permesta dan kemudian menjadi pengurus Partai Persatuan Pembangunan di Sulawesi Utara sejak pembentukannya di tahun 1973.
Saat ditemui awak media, S. Ahmad Assagaf mengatakan dirinya belajar politik terutama dari biografi tokoh-tokoh politik dunia dan dari ayahnya K.H. Arifin Assagaf.
“Azas politik saya adalah rakyat selalu benar hingga terbukti keliru dan pemerintah selalu keliru hingga terbukti benar. Saya meyakini kebajikan dalam politik dan kebajikan politik yang paling utama bagi saya secara pribadi adalah prinsip kebebasan individu,” ujar politisi pengagum Cicero dan Sutan Sjahrir ini.
Dikatakannya, pencalonan dirinya di Partai NasDem karena dia setuju dengan ideologi politik partai itu, tertarik dengan jalan politik gagasan yang digariskan partai, serta bersedia ikut dalam gerakan perubahan yang dicanangkan partai.
“Dalam ideal saya, Partai NasDem akan menjadi kawah candradimuka bagi intelektual-politisi atau politisi-intelektual yang tumbuh dari dan terlibat dengan persoalan-persoalan bangsa,” ungkapnya.
Selain itu kata dia, misinya sebagai anggota dewan rakyat, jika terpilih, adalah pengembangan dunia kebudayaan di Sulawesi Utara lewat kegiatan kesenian, pendidikan budaya, dan ekonomi kreatif / pariwisata.
Kehadiran sosok S. Ahmad Assagaf alias Amato ini di deretan Celeg Provinsi Dapil Manado, juga mendapatkan dukungan luas kalangan millenial dan seniman Kristen. Puluhan Sanggar Seni Gerejawi di Manado menyatakan dukungan penuh kepada Caleg yang mereka panggil “Bang Amato” ini.
Amato sendiri banyak kali diundang sebagai pembicara dalam berbagai kegiatan budaya dan kesenian gerejawi. Bahkan menjadi dewan juri dalam Festival Teater Natal se Sulawesi Utara.
Presiden Teater Tangkasi Bitung Leonardo Akxel Galatang dan penyair/ budayawan Sulut Iverdixon Tinungki secara spesifik menyerukan dukungan jaringan seniman teater dan sastra untuk Amato.
“Amato adalah pemikir dan aktivis keberagaman yang diterima semua kalangan di Sulawesi Utara. Ia boleh jadi milik umat Islam, tapi lebih luas, ia adalah milik kemanusian dan peradaban. Bagi saya mendukung dia adalah sebuah kehormatan,” ucap Iverdixon Tinungki, yang juga dikenal sebagai salah satu sastrawan terkemuka dari kalangan Kristen di Indonesia. (*)
Penulis: Albert P. Nalang
Discussion about this post