Meski tercatat sebagai pendatang baru di panggung politik praktis, Sisca Lawendatu berani mengambil sikap berbeda. Artinya Eka, sapaan akrab mantan Penatua Komisi Pemuda Jemaat GMIM Torsina Tumumpa Wilayah Manado Utara Tiga ini, tidak mau terseret oleh arus perpolitikan pragmatis, apalagi Machiavellis.
Mengapa begitu? Lantas bagaimana strategi dan taktik calon wakil rakyat dari Tuminting-Bunaken ini untuk menggaet suara pada hajatan demokrasi 17 April nanti?
Untuk menjawab tanyaan di atas, awak media barta1.com, Albert Piethein Nalang (Barta1), mewawancarai owners Rumah Souvenir ini di tempat kediamannya, seputaran Jalan Raya Pogidon, Tuminting, Manado. Berikut cuplikannya.
Barta1 : Anda terbilang politisi pendatang baru. Tapi ada kesan, Anda seorang politisi idealis. Apakah ini cerminan prinsip hidup atau sekadar pencitraan?
Eka : Orang lain berhak menilai keberadaan saya sebagai Caleg. Sebenarnya saya realis saja. Realis pada arti politik yang saya kenali melalui jalur akademik dan persepsi banyak warga.
Barta1: Maksud Anda?
Eka: Begini. Sebagai Sarjana Ilmu Politik, saya belajar etika politik. Di etika politik, politik itu dipahami sebagai sesuatu yang luhur dan mulia.
Barta1: Tapi bukankah ada etika politik Machiavellisme, yang mengajarkan pentingnya menghalalkan segala cara demi tujuan?
Eka: Iya. Tapi itu sisi hitam dari etika politik. Itu tidak patut terjadi, bila kita mau menjadikan politik sebagai pelayan kepentingan publik.
Barta1 : Fenomena menunjukkan, gaya politik pragmatis dan Machiavelis efektif untuk pencapaian tujuan. Sanggupkah Anda melawan arus kencang ini?
Eka: Saya melihat, khusus di dapil saya, banyak warga yang memandang politik sebagai sesuatu yang mulia. Mereka menghendaki tampilnya caleg yang meraih kemenangan dengan cara-cara yang benar, bukan dengan jalan money-politics atau cara lain yang tidak demokratis. Kenyataan inilah yang saya tangkap, sehingga saya katakan tadi, saya realis.
Barta1: Artinya, Anda menggarap basis massa yang demikian?
Eka: Iya! Itu konstituen garapan saya.
Barta1: Berapa persen jumlah massa idealis di dapil Anda?
Eka: Memang belum ada survey ilmiah. Namun, perkiraan saya, jumlah mereka mencapai lima sampai enam kursi.
Barta1: Di antara jumlah yang diperkirakan itu, apakah suara mereka memadai untuk mengantar Anda ke kursi DPRD Manado?
Eka: Saya yakin begitu.
Barta1: Apakah ada jaminan kuat bahwa massa pemilih yang idealis itu akan bertahan dari gempuran ‘politik sembako’ atau semacamnya?
Eka: Saya percaya pada konsistensi dan integritas mereka.
Barta1: Bagaimana strategi dan taktik Anda untuk menarik dan mempertahankan simpati mereka?
Eka: Yang saya lakukan pada masa sosialisasi sampai sekarang, selain memperkenalkan visi, misi, dan program-program saya, sebetulnya lebih pada memperkental hubungan emosional dengan banyak warga yang sejak awal menghendaki saya sebagai wakil mereka di legislatif. Saya punya semacam tim relawan yang bekerja secara spontan dan tanpa pamrih. Mereka itu para sahabat, kerabat dan kenalan yang tersebar di berbagai titik dapil.
Barta1: Bolehkah dibeber visi Anda sebagai Caleg?
Eka: Visi saya, Terwujudnya Manado Utara yang produktif, terampil, mandiri, nyaman, dan maju di bidang infrastruktur. Visi ini saya jabarkan dari visi PDIP dengan memperhatikan sikon dan kebutuhan masyarakat di dapil saya.
Barta1: Apa saja misi Anda untuk mewujudkan visi tersebut?
Eka: Misi saya juga dijabarkan dari misi PDIP dengan memperhatikan sikon dan kebutuhan masyarakat. Rumusannya ada beberapa poin. Kata kuncinya “memperjuangkan”. Ya, menyesuaikan dengan nama PDIP dan status saya sebagai caleg. He..he..he…
Barta1: He..he.he.. Kongkretnya?
Eka: Kongkretnya memperjuangkan peningkatan produktivitas dan kemandirian masyarakat di sektor usaha informal. Juga memperjuangkan pengembangan sentra usaha kerajinan tangan dan wisata kuliner. Tidak kalah penting memperjuangkan peningkatan dan pemerataan pembangunan infrastruktur, ketersediaan air bersih teristimewa bagi masyarakat di wilayah kepulauan. Ada lagi misi saya untuk memperjuangkan sertifikasi atas tanah milik masyarakat, memberikan perlindungan tenaga kerja serta asuransi kesehatan dan kematian bagi karyawan. Sebagai caleg, saya juga berhasrat untuk memperjuangkan peningkatan fasilitas olahraga dan musik.
Barta1: Lantas, apa saja program kerja perjuangan Anda untuk mewujudkan visi dan misi itu?
Eka: Memang, visi dan misi saya itu lahir dari sikon dan kebutuhan masyarakat. Kita lihat saja sikon Manado Utara, ada sentra usaha informal seperti pajeko. Ini perlu dikembangkan ke arah yang lebih produktif dan inovatif lagi, tidak hanya jual mentah tapi juga bisa berupa pengasapan.
Sektor lain yang butuh pengembangan adalah sentra usaha-usaha kerajinan tangan di Meras, misalnya berupa pengolahan bahan baku tempurung menjadi aneka souvenir, cenderamata atau oleh-oleh. (**)
Discussion about this post