Untuk ukuran pemimpin seperti Rafael Trujillo, disepelekan adalah sesuatu yang kronis dan tidak boleh terjadi. Apalagi bila yang menyepelekan itu adalah 3 kakak beradik, yang semuanya perempuan. Trujillo, pemimpin diktator dari Republik Dominika, menyimpan dendam.
Harga diri Rafael Leonidas Trujillo Molina membawanya pada tingkat kenarsisan akut. Ketika memimpin Dominika sepanjang 1930 hingga 1961, ia mengganti nama ibukota negara itu seperti namanya. Dia juga memasang billboard di ibukota dengan tulisan “Dios y Trujillo”, selama bertahun-tahun billboard itu tetap bertahan dan semakin besar saja ukurannya.
Trujilo mewajibkan setiap plat nomor di negara tersebut mencantumkan “Viva Trujillo”. Termasuk gereja wajib menampilkan tulisan “Dios en cielo, Trujillo en tierra” atau Tuhan di Surga, Trujillo di Bumi sebagai salah satu bentuk kepercayaan dirinya yang berlebihan, bahwa ia adalah tuhan atau tangan kanan Tuhan di bumi.
Kakak beradik Mirabal; Patria, Minerva dan Maria Teresa yang tumbuh dalam masa pemerintahan Trujillo, telah melalui pergelutan hidup dan merasakan langsung kediktatoran pemimpin mereka. Rejim penguasa tak segan membunuh saingan politik atau rakyatnya sendiri untuk menabalkan kekuasaan. Ketiganya dibesarkan dari keluarga Katolik taat dan tidak ada jejak sama sekali untuk menjadi revolusioner. Namun karena tekanan mereka berubah menjadi klandestin dan simbolisasi perlawan terhadap tirani.
“Kami tidak dapat membiarkan anak-anak kami tumbuh dalam rezim korup dan tirani ini. Kami harus melawannya, dan saya bersedia menyerahkan segalanya, bahkan hidup saya jika perlu,” ujar Patria.
Dalam catatan blok pribadi 4riane, orangtua Mirabal sisters adalah Enrique Mirabal Fernandez dan Marcedes Reyes Camillo atau Dona Chea, di dekat kota Salcedo wilayah Cibao. Selain memiliki tanah, keluarga kaya ini juga memiliki usaha penggilingan kopi, toko, pasar daging, dan pabrik penggilingan padi.
Patria Marcedez Mirabal, lahir tepat di hari kemerdekaan Republik Dominika 27 Februari 1924, dinamakan Patria karena berarti tanah air. Dia menyukai seni dan melukis. Minerva Argentina Mirabal, lahir 12 Maret 1926 sudah cerdas sedari cilik. Ketika berusia 7 tahun ia sudah mampu menarasikan sajak Perancis.
Maria Teresa Mirabal, yang termuda dari Mirabal bersaudara. Lahir 15 Oktober 1936. ia adalah yang terakhir masuk ke sekolah Katolik setelah kakak-kakaknya. Tahun 1954 ia menyelesaikan studi Matematiknya di Liceo de San Francisco de Macorís, dan melanjutkan ke Universitas Santo Domingo di jurusan Matematika.
Saudari mereka lainnya, Belgica Adela atau Dede, lahir 1925, sedari awal hanya mendukung tanpa terlibat langsung gerakan revolusi karena sang suami tidak mengijinkannya.
Kedegilan Trujillo sempat membuatnya jatuh hati pada Minerva, yang mentah-mentah ditolak perempuan itu. Hal mana berbuah penolakan izin belajar hukum pada Minerva.
“Bagaimana jika saya mengirim subyek saya untuk menaklukkan Anda,” tanya Trujillo pada Minerva seperti ditulis situs thevintagenews. Dia menjawab, “Dan bagaimana jika saya menaklukkan subyek Anda?”

Terlibat Gerakan 14 Juni
Minerva dipengaruhi oleh pamannya ketika dia terlibat dalam gerakan politik melawan Trujillo. Maria Teresa adalah yang pertama yang bergabung dengan saudara perempuannya dalam kegiatannya, dan kemudian Patria juga terlibat setelah menyaksikan pembantaian oleh beberapa orang Trujillo ketika sedang retret agama.
14 Juni 1959, tulis 4riane, pasukan Dominican Liberation Movement yang dibentuk kaum muda Dominika di luar negeri, dikirimkan ke bagian selatan kota Constanza, Maimón dan Estero Hondo di bawah komando Enrique Jimenez Moya. Luperion Invasion itu dimaksudkan untuk menggulingkan kediaktatoranTrujillo namun digagalkan oleh tentara Trujillo dan pasukan angkatan udara.
Momen inilah yang kemudian menjadi sumber inspirasi gerakan politik bawah-tanah membentuk kelompok Pergerakan 14 Juni yang selanjutnya diorganisir untuk membangun perlawanan di Dominika. Manolo, suami Minerva, adalah pemimpin gerakan ini. Mirabal sisters aktif dalam kelompok 14 Juni tersebut. Di situ julukan untuk mereka, Las Mariposas atau Kupu-kupu, muncul.
Setelah itu, semakin banyak saja kaum muda kelas menengah Dominika yang menentang dan melawan Rezim El-Jefe, seiring aksi penangkapan dan pembantaian yang dilakukan rejim Trujillo. Lebih dari 100 orang anggota gerakan 14 Juni ditangkapi dan ditahan di penjara angker La Cuarenta. Namun tindakan tersebut malah membuat gereja Katolik mulai menentang Trujillo.
Pada 25 November 1960, Trujillo memutuskan bahwa dia sudah cukup kesulitan dengan perlawanan yang terus dilakukan ketiga Mariposas dan bermaksud menyingkirkan mereka. Trujillo membantu mengatur pertemuan antara ketiganya dengan suami mereka di penjara. Dia mengirim anak buahnya untuk mencegat ketiga wanita itu saat mereka kembali dari kunjungan itu.
Mobil yang ditumpangi Patria, Minerva dan Maria Teresa ditemukan dalam jurang di pegunungan La Cumbre, antara Santiago dan Puerto Plata. Mereka tewas. Dari tubuh mereka ditemukan jejak penyiksaan dan cekikan.
Trujillo mengira dia bebas dari masalah selepas kematian kakak beradik Mirabal. Yang terjadi justru peristiwa itu menghasilkan arus pemberontakan serta perlawanan rakyat termasuk gereja. 30 Mei 1961 atau 6 bulan setelah pembunuhan Las Mariposas, Trujillo dibunuh dalam sebuah serangan dan rejim diktatornya berakhir.
(baca juga:Agenda Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Sulut)
Keberanian Mirabal Sister sebagai simbol perlawanan kaum feminis dan hari kematian mereka pada 25 November dinyatakan dinyatakan sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan di Amerika Latin pada tahun 1980. Kemudian secara resmi diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1999.
Pada Juni 1991, Pusat Kepemimpinan Global Perempuan (CWGL), bersama para peserta Lembaga Global Wanita pertama tentang Perempuan, Kekerasan, dan Hak Asasi Manusia, menyerukan kampanye global 16 Hari Aktivisme Melawan Kekerasan Berbasis Gender, yang dimulai pada tanggal sama, 25 November. (*)
Penulis: Ady Putong
Discussion about this post