MANADO, BARTA1.COM — Aldes Sambalao, pribadi yang menarik sekaligus pribadi yang unik. Menariknya, karena ia seniman tulen –aktor sekaligus sutradara–, pengusaha kecil rental mobil, konsultan pertunjukan, juri festival seni, penggiat politik, seorang ayah bagi putrinya Viani, dan seorang suami bagi istrinya Siska.
Uniknya, ia dicintai ribuan anak Sanggar binaannya, sekaligus dibenci oleh segelintir kalangan, karena sikapnya yang kritis dalam menyikapi berbagai permasalahan di lingkup masyarakat.
Aldes, sebuah pribadi yang tak pernah bisa duduk diam saat melihat ketidakbenaran terjadi di tengah masyarakat bahkan di lingkup gereja. Ia selalu ada, dan selalu di depan dalam memihak mereka yang tertindas. Ia selalu vocal dan berapi-api dalam melawan ketidakbenaran, perampasan hak, dan pengzoliman yang dialami masyarakat.
Sejak remaja ia telah terlibat dalam berbagai aksi unjuk rasa di Manado sebagai bentuk keberpihakannya kepada masyarakat yang tertindas. Dan untuk semua sikap kritis itu, dia cukup sering berhadapan dengan pihak aparat hukum.
Kiprah di Dunia Seni
Diperbincangkan di forum teater dan pentas seni Indonesia sudah menjadi hal biasa bagi Aldes Sambalao. Bahkan dramawan kelas dunia seperti Nano Riantiarno – pimpinan Teater Koma Jakarta—memberi pengakuan tersendiri atas eksistensi kesenian lelaki bertubuh bontot ini.
Bersama Sanggar Kreatif Manado yang dipimpinnya, ia berhasil menaklukan Jakarta dan Jogya lewat festival teater tingkat nasional sebagai grup terbaik Indonesia dengan beragam penghargaan. Ia pun menuai pujian dari para penyair Indonesia saat tampil membacakan puisi di Taman Ismail Marzuki Jakarta.
Aldes dapat dikatakan sebagai salah satu seniman asal kota Manado yang telah masuki fase kematangan dalam berkesenian. Ia menempa diri sejak Sekolah Dasar di dunia teater dan sastra. Semangat berkecipak dunia seni itu tak saja mengantar dia menjadi actor dan sutradara yang cukup jenial dalam menggarap pementasan, namun juga telah mempertajam daya kritisnya dalam melihat, membedah, merespon berbagai persoalan.
“Aldes sebagai aktor dan orator yang kekhasan gestiknya sulit ditandingi di Indonesia saat ini,” ujar penyair Indonesia Remmy Novaris DM.
Melangkah ke Panggung Politik
Didukung kalangan seniman teater, dramawan Aldes Sambalao akhirnya melangkah ke panggung politik. Seniman yang lebih dikenal sebagai Ketua Sanggar Kreatif Manado dan pimpinan 16 grup yang tergambung dalam Manado Teaterholic ini maju di Daerah Pemilihan (Dapil) Tuminting Bunaken lewat Partai Nasdem.
Tampilnya Aldes di panggung politik, sesungguhnya topik yang biasa, karena setiap manusia punya hak politik. Dia menjadi luar biasa jika dihubungkan dengan adagium “bila politik kotor, maka seni membersihkannya.
Pada titik ini Aldes menjadi sebuah siasat dalam diplomasi seni di panggung politik. Karena hal yang sama tak saja dilakukan Obama, Presiden AS keturunan Afro-Amerika itu. Tapi juga menjadi langkah bidak yang unik dari Bapak Pendiri Bangsa Indonesia, Soekarno. Mereka dengan lihai dan berulang kali secara halus berdiplomasi lewat seni. Bagi Soekarno, seni mampu membangun nilai-nilai kesejarahan, sebuah jalan abstraksi yang kuat tentang bagaimana Indonesia meski masih tertatih-tatih berdiri, namun dilabuhi sepenuh hati. (*)
Penulis: Iverdixon Tinungki
Discussion about this post