Manado,Barta1.com – Terkenal dengan sunrise yang begitu cantik. Gunung Batur menjadi salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh banyak orang dari berbagai daerah, baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri. Salah satunya, Virgin Sariowan dari Sulawesi Utara (Sulut).
Gunung api yang keberadaannya di kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, itu memiliki ketinggian 1.717 MDPL. Gunung satu ini, tidak seperti Gunung lainnya yang memiliki pos ke pos, melainkan Kata Virgin, hanya shelter yang menjadi lokasi peristirahatan.
“Shelter di Gunung Batur itu juga menjadi tempat perputaran ekonomi bagi masyarakat setempat, karena adanya aktivitas penjualan makanan maupun minuman,”ungkap perempuan kelahiran Bitung, 21 September 1999 itu.
Lanjut Virgin, perjalanan untuk menuju shelter medannya tidak terlalu sulit bagi pengunjungnya, hanya memakan waktu sejam saja, kemudian menuju puncaknya (Top) itu memakan waktu yang sama, yakni sejam dari shelter.
“Ketika sampai dipuncaknya, hati dan pikiran itu terasa tenang bahkan bahagia bisa melihat keindahan sunrise dari Top Gunung Batur ini. Sungguh disuguhkan dengan keindahan ciptaan Tuhan,” ujar anak ke 3 dari 3 bersaudara dari pasangan Moses Sariowan dan Wasti Marthin.
Bahkan, tambah Virgin, di Gunung Batur itu juga setiap pengunjung bisa melihat lautan awan yang tidak kalah menarik dengan Gunung-gunung lainnya. “Itulah Gunung Batur dengan keunikannya, dan menjadi kebanggaan tersendiri bisa menjajaki puncaknya.”
Di luar dari perjalanan dan keindahan yang dinikmati, adapun hal-hal yang harus dipatuhi oleh setiap pengunjung Gunung Batur, seperti tidak membuang sampah sembarangan, kemudian ada tempat-tempat yang disakralkan untuk tidak sembarang diduduki dan sembarang berkata-kata.
“Sekalipun Gunung Batur medannya tidak terlalu menantang untuk dilalaui, namun setiap pengunjung harus menyiapkan fisiknya dengan baik, kelengkapan pribadi secukupnya, dan jaket atau perlengkapan untuk bisa memanaskan tubuh, mengingat Gunung tersebut suhunya sangat dingin,”ucapnya.
Virgin menambahkan, menuju Gunung Batur dirinya menghabiskan biaya sebanyak sebesar 6 Juta untuk pulang pergi dari Kota Manado-Bali menggunakan transportasi udara. Kemudian, memilih penginapan yang bisa memakan waktu 3 jam menuju Gunung Batur.
“Saya menaiki Gunung Batur hanya tektokan (naik langsung turun). Dari penginapan itu, kami (saya dan teman) melakukan perjalanan itu pukul 2 malam, demi melihat sunrise. Dan perjalanan itu tidak sia-sia, di mana saya bisa melihat sunrise tersebut,” tambahnya.
Sambung Virgin, bahwa Gunung bisa memberikannya ketenangan, maka dari itu ke depannya ia akan terus berfokus dalam kegiatan pendakian ini. Dengan pendakian, banyak hal yang bisa dipelajari, baik itu dari segi budaya maupun pengetahuan alam lainnya.
“Jika mau ditanya sejak kapan memulai aktivitas pendakian ini, yeah sejak mahasiswa, megingat teman-teman yang pertama kali mengajak saya, sehingga ketagihan sampai saat ini,” pungkasnya. (*)
Peliput: Meikel Pontolondo
Discussion about this post