Manado, Barta1.com – Renungan Kristen hari ini, Minggu 4 Februari 2024 berjudul: Zona Nyaman Dalam Ketidakadilan dengan bacaan Alkitab Amos 5:7.
Amos menerima penyataan Allah di zaman Uzia sebagai raja Yehuda dan Yerobeam anak Yoas sebagai raja Israel. Amos yang diangkat Allah menjadi nabi-Nya adalah orang Tekoa, sebuah desa kecil di perbukitan selatan kota Betlehem. Dia adalah seorang peternak tapi juga petani pemungut buah Ara hutan. Uzia sebagai raja Yehuda mewarisi ayahnya Amazia yang berprilaku baik dan benar. Bahkan anaknya Yotam juga demikian. Uzia adalah raja ke 10 Yehuda. Nama lain Uzia adalah Azarya (2 Taw 26:3-5). 52 tahun dia menjadi raja Yehuda.
Uzia berbanding terbalik dengan Yerobeam perilaku hidupnya. Yoas sama persis dengan ayahnya. Mereka berlaku jahat di mata Tuhan, sebagaimana raja-raja Israel lainnya. Anaknya Zakharia juga mewarisi kejahatannya, meski hanya 6 bulan jadi raja. Selanjutnya raja Salum, Pekahya, Peka hingga Hosea, mereka semuanya berbuat jahat di hadapan Allah. Mereka menyembah allah lain, bertindak tidak adil, menindas orang lemah memperkosa kebenaran dan mengabaikan hak-hak rakyatnya Israel. Itulah sebabnya, Allah menghukum mereka. Mereka dibuang kepada bangsa Asyur, ditawan dan ditindas di negeri yang tidak mengenal Allah. Mereka semuanya, baik raja, pimpinan agama, tokoh masyarakat Israel, berlaku jahat di mata Tuhan. Mereka memperkosa Keadilan.
Itulah situasi yang dihadapi oleh nabi Amos. Maka Allah mengutus dia menjadi nabi atas negerinya. Dia menyampaikan dengan tegas dan keras firman Tuhan, tanpa kompromi dan tanpa takut dengan pemimpin bangsa. Sekalipun dia berhadapan dengan kekuasaan raja yang sangat fasis dan sadis atas ketidakadilan, dia tidak takut. Mereka semuanya menikmati hidup dalam ketidakadilan dan penindasan kepada umat sebangsanya.
Mereka sedang berada dalam zona nyaman dalam ketidakadilan, kejahatan dan penindasan. Mereka bersenang-senang, bergembira dan menari-nari di atas penderitaan rakyatnya dan terutama yang paling sadis adalah menghina Penciptanya dengan menyembah ilah lain. Mereka merasa ada di zona nyaman dalam ketidakadilan. Jadi ketidakadilan yang mereka lakukan membuat mereka nyaman untuk terus menindas kaum sebangsanya dan meninggalkan Allah yang sangat mengasihi bahkan mengistimewakan mereka di antara segala bangsa di seluruh bumi.
Para raja dan pemimpin bangsa itu lupa diri. Kejahatan mereka semakin menjadi-jadi. Dan tidak ada pertobatan. Mereka semakin jahat, dan mengabaikan Allah. Mereka meninggalkan Tuhan dengan mengandalkan kekuatan bangsa lain sebagai perlindungannya. Akhirnya Allah bertindak.
Lewat nabi Amos Allah memperingatkan orang Israel agar mereka bertobat dari segala kejahatannya tanpa syarat. Karena kalau tidak, Allah akan menghukum mereka. Sebab Allah maha adil dalam keputusan-Nya. Tidak ada yang bisa menjadi penasihat apalagi menghalangi jika Allah bertindak. Allah benci dosa dan kejahatan, apalagi pengkhianatan kepada Dia, Sang Pencipta dan Pemilik kehidupan umat manusia. Karena punya Dialah bumi dan segala isinya, baik yang di bawah maupun yang di atas, yang terlihat maupun tak dapat dilihat. Itulah sebabnya, Amos menyerukan kepada mereka agar berbalik dari yang jahat dan carilah Tuhan. “Carilah Tuhan maka kamu akan hidup,” (ay 5,6).
Selagi masih ada waktu, mereka diminta mencari Tuhan, agar mereka tidak habis terbakar dimakan abis. Karena Allah tidak akan berkompromi dengan segala kejahatan umat-Nya dalam bentuk apapun dan dengan alasan apapun. Bagi Allah, dosa, tetaplah dosa. Kejahatan tetaplah kejahatan. Tidak ada kompromi dengan dosa dan kejahatan. Karena dosa dan kejahatan adalah musuh Allah. Penyembahan berhala adalah kekejian. Ketidakadilan akan dibalas lebih berat lagi dari apa yang mereka lakukan. Jika Allah berkata, maka Allah pasti melakukannya pada waktu yang tepat.
Jangan merasa nyaman di wilayah atau zona ketidakadilan, karena Allah pasti menghukum bahkan memusnahkan orang jahat dengan cara-Nya dan sesuai dengan waktu yang ditentukan-Nya. Maka jangan menjadikan ketidakadilan sebagai kebenaran dan jangan dustai kebenaran dengan ketidakadilan. Karena Tuhan amat sangat maha tahu sampai ke dalaman hati kita yang paling dalam sekalipun.
Demikian firman Tuhan hari ini: “Hai kamu yang mengubah keadilan menjadi ipuh dan yang mengempaskan kebenaran ke tanah!, (ay 7).
Ini peringatan keras dari nabi Amos bagi kita saat ini juga. Jangan merasa nyaman dalam ketidakadilan. Jangan bersenang-senang dalam penindasan. Jangan menari-nari di atas penderitaan orang dalam ketidakadilan. Jangan benarkan yang salah dan salahkan yang benar.
Sebagai hamba Kristus, kita harus berprilaku adil, baik dan benar. Wujudkanlah keadilan dalam kasih kepada sesama, seperti kita lakukan untuk Tuhan dan diri sendiri. Pastilah Tuhan menyertai dan memberkati kita, amin.
Penulis : Agustinus Hari
Sumber : RHK GMIM
Discussion about this post