Kendati itu hanya suatu peristiwa yang biasa bagi kalangan partai, namun jika yang berkumpul adalah para kader Partai NasDem, tetap terasa ada yang istimewa.
Hari itu Rabu, 25 Mei 2022, di puncak De Corlano, sebuah kawasan wisata yang terletak di salah satu titik ketinggian Kota Manado bagian Selatan yang memiliki cafe dan cottage dengan model rumah panggung khas tradisional Minahasa serta area kegiatan outdoor. Di sana DPD Partai NasDem menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) kota Manado.
Sebagaimana tradisi komunal NasDem tempat Adrey Laikun bernaung, setiap orang ketika itu saling memanggil “kakak” untuk satu sama lain. Cara menyapa itu bagi kalangan jurnalis, terdengar sebagai sesuatu yang asyik, cair dan dapat dibilang seksi untuk style perkauman di dunia politik.
Di sini perlu digarisbawahi, NasDem adalah sebuah partai politik dengan semangat restorasi yang menempatkan manusia di ruang terhomat kesederajatan.
Dalam ruang etik partai itu, tak ada tempat bagi paternalisme sempit, perbedaan kelas dan persoalan gender. Semua sederajat dalam sapaan “Kakak” yang wajib diucap dengan santun dan lembut hingga konsonan akhir “K” tak terdengar pekak.
Dan NasDem nampak seperti keluarga besar yang solid berjuang bersama. Nasdem bukan tempat politisi licik, tamak dan mereka yang hanya mementingkan kepentingan keluarga, golongan, suku dan agama.
Bukan tempat politisi yang suka mendongkel sesama kawan seperjuangan. Bukan tempat politisi bisu yang dalam kritik lagu Iwan Fals, disebut “selalu diam saat ada sidang soal rakyat”, tapi paling depan dalam menggasak uang rakyat.
NasDem adalah partai yang merasa dosa bila tak mampu memperjuangan kepentingan rakyat, merasa dosa bila tak mampu mengawal cita-cita bersama menjadikan Indonesia sebagai negara makmur dan sejahtera.
NasDem adalah partai di mana semua kadernya akan merasa bersalah apabila mereka tak mampu berbuat apa-apa dan menjadikan negeri ini sebagai negara yang gagal.
Semangat-semangat itulah, ungkap Adrey Laikun, yang jadi pemantik awal ia bergabung dalam Partai NasDem. Ia mengaku mulai mempelajari NasDem lewat berbagai berita dan artikel semenjak partai ini masih dalam bentuk organisasi gerakan kemasyarakatan Nasional Demokrat.
“Saya memilih NasDem karena menurut saya Partai NasDem memiliki basis ideologi yang jelas dan kuat,” ungkap Adrey.
Selalu ada pertanyaan: mengapa saya memilih NasDem? Pertanyaan itu kata Adrey Laikun, tak bisa dijawab secara serampangan. Karena memilih partai bukan perkara mudah dan gampang.
Memilih partai bukan sekadar memilih kendaran untuk mencapai cita-cita menjadi anggota legislatif atau kekuasaan. Namun setara dengan sikap kita dalam berpartisipasi menentukan arah perjalanan dan nasib bangsa ini.
Pertama bagi saya, kata dia, memilih partai nasionalis adalah sikap menghormati dan menghargai keberagaman di negara bangsa Indonesia ini. Sebuah bangsa yang memiliki beragam etnik, suku, agama, dan tradisi budaya.
Kedua adalah masalah ideologi partai terkait dengan fungsi yang dimiliki oleh partai politik, baik fungsi partai politik terhadap negara maupun fungsi partai politik terhadap rakyat. Fungsi partai politik terhadap negara antara lain adalah menciptakan pemerintahan yang efektif dan adanya partisipasi politik terhadap pemerintahan yang berkuasa.
Sedangkan fungsi partai politik terhadap rakyat antara lain adalah memperjuangkan kepentingan, aspirasi, dan nilai-nilai pada masyarakat serta memberikan perlindungan dan rasa aman.
Menurut Adrey, sikap dan perilaku partai politik yang terpola atau sistemik itu sangat penting bagi terbentuk suatu budaya politik yang mendukung prinsip-prinsip dasar sistem demokrasi.
Partai NasDem menawarkan Nasionalisme dan Demokrasi sebagai basis ideologi. Nasional Demokrasi, dalam logika ini, adalah apa yang dalam sejarah dikenal sebagai Republik bagi sebuah komunitas negara-bangsa.
Sebuah ketetapan yang bersifat ideologis untuk mengembalikan politik menjadi urusan publik, menjadi res publica. Berada di tingkat sebenarnya dari urusan kedaulatan (sovereignty), bukan semata urusan kekuasaan (power).
Bagi Adrey Laikun, bergabung dengan partai yang membawa seruan “gerakan perubahan” ini, karena keinginannya untuk turut serta dalam gerak perubahan yang diidealkan oleh partai ini.
“Saya punya kepentingan berdasarkan apa yang saya amati, pelajari dan rasakan bersama masyarakat saat hidup di lingkungan masyarakat kecil terutama menyangkut kebutuhan yang mendesak terkait porsoalan kemiskinan dan ketidak-adilan. Pertaruhan kebutuhan-kebutuhan warga Manado itulah yang ingin saya bawa dalam lapangan yang paling memungkinkan bagi saya untuk mewujudkannya yaitu lewat jalur politik,” jelas dia.
Untuk itu dia maju sebagai calon anggota legislatif Kota Manado lewat Partai NasDem. Ia ingin membawa aspirasi rakyat yang selama ini terabaikan. Dan dia percaya Partai Nasdem adalah rumah politik yang baik bagi dia dalam upaya membawa aspirasi masyarakat yang kelak dia wakili.
Partai NasDem tidak pernah menjual satupun dari prinsip dan ideologinya dengan bayaran kemenangan sementara. Setiap kemenangan diperoleh sebagai hasil taktik dan strategi yang dituntun oleh prinsip dan ideologinya. Sehingga tidak hanya tak terkontaminasi dengan realitas politik yang busuk, partai NasDem bahkan bisa menawarkan alternatif untuk menjaga ideal tanpa lari dari realitas.
Bagi NasDem pragmatisme politik bukanlah oportunisme tapi kebutuhan untuk bertahan hidup, di mana real politik menjadi kesungguhan dalam berpolitik, bukan pembenaran bagi praktek dagang sapi. Karenanya, bagi partai NasDem, gerakan perubahan menjadi cita-cita yang realistis, bukan asesoris. Dan ideologi, Nasional-Demokrasi, menjadi kerangka perjuangan.
Hal menarik lainnya yang mendorong Andrey Laikun masuk Partai Nasdem yaitu sejak dideklarasikan pada 26 Juli 2011, Partai Nasional Demokrat (NasDem) telah tampil dengan tagline “Restorasi Indonesia”. Kata restorasi sendiri dipahami dalam empat arti, yaitu memperbaiki, mengembalikan, memulihkan, dan mencerahkan.
Dikatakannya, dalam bagian pengantar buku “Indonesia Di Jalan Restorasi, Politik dan Gagasan Surya Paloh”, Ketua Umum Partai NasDem itu mengemukakan semangat Restorasi Indonesia adalah bagian dari serpihan hasrat dan keinginannya bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan.
Mengapa harus ada perubahan? Karena iklim politik di Indonesia telah disesaki aroma “perebutan kekuasaan” tanpa malu yang menutupi ruang “pertarungan ideologi”.
Demi kekuasaan, cara apa pun digunakan –Politik uang, sogok, suap, kolusi, serangan fajar, mafia, persekongkolan dan premanisme, tulis Yasraf Amir Piliang, dalam pengantar buku tersebut.
Fenomena itu telah mematikan ruang pertarungan ide, gagasan dan makna-makna politik, diambil alih oleh politik kekuasaan, politik yang tujuan tunggalnya adalah memperoleh kekuasaan.
Dalam konteks itu, NasDem dengan semangat dipahami sebagai tindakan reparasi untuk memperbaiki kerusakan, tindakan kurasi untuk menyembuhkan yang sakit dan terluka, membangun kembali yang roboh, melahirkan kembali angkatan yang positif dan kreatif, melayani manusia yang bergerak selaras zaman, menjadikan manusia semakin manusiawi.
Sebab sumber masalah sosial politik di Indonesia antara lain dipicu oleh lemahnya realisasi pilihan sikap moral manusia, terutama pemimpin dan politisi yang seharusnya bertanggung jawab pada semua kebijakan publik dan pelayanan sosial.
Bagi saya, kata Adrey, restorasi sebagai sebuah gerakan memuliakan manusia. Seorang politisi adalah makhluk politik yang seharusnya terus-menerus memperjuangkan kepentingan-kepentingan masyarakatnya. Ini sebabnya penting memilih partai yang humanistis. Karena hanya lewat partai yang humanistis akan lahir para politisi yang humanistis pula.
Dalam Partai Nasdem, perjuangan partai politik tidak berorientasi pada kebutuhan dan kemauan ketua umum partai (boss centered party), tetapi berdasarkan kebutuhan dan suara rakyat (people centered party).
Karena bagi NasDem kehormatan partai tidak terletak pada kuatnya feodalisme, tetapi keterbukaan (inklusi) terhadap kritik dan autokritik.
Itu sebabnya, sebagai salah satu kader Partai Nasdem yang menduduki posisi strategis di Dewan Kota Manado, Adrey Laikun memandang momentum semacam Rakorda tersebut murupakan peristiwa penting bagi partai dalam melakukan konsolidasi, penguatan bagi kader, serta membicarakan strategi-strategi menghadapi Pemilihan Legislatif 2024.
Konsolidasi dan penguatan basis-basis massa pendukung ini penting dilakukan karena bagi Partai Nasdem, momentum Pemilu adalah suatu peristiwa penting dalam menentukan arah dan nasib bangsa Indonesia yang kita cita-citakan bersama, yaitu bangsa Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. (*)
Penulis: Iverdixon Tinungki, Albert Nalang, TIM
Discussion about this post