Manado, Barta1.com – Perekonomian Sulawesi Utara perlahan mulai bangkit di tengah hantaman badai pandemi Covid-19. Namun cukup banyak pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) membutuhkan bantuan kredit yang ringan dan murah.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk salah satu yang menawarkan kredit murah tersebut. “Menarik meski namanya Bank Syariah tapi kami terbuka untuk umum. Bank Syariah Indonesia Manado Mantos misalnya, mayoritas nasabahnya justru non muslim karena mereka tertarik dengan angsuran kita yang pasti, tidak naik turun dan proses yang cepat,” ujar Branch Manager BSI Manado Mantos, Rivai Adhi Wijaya pada talkshow yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulut di Taman Berkat Manado, Kamis (4/11/2021).
Ikut berbicara dalam kegiatan itu Kadis Perindustrian dan Perdagangan Manado, Hendrik Warokka, Sales Manager Wuling Sulut, Mevander Mark Muntu, dan dihadiri sekitar 70 pelaku UMKM, pemimpin media anggota AMSI Sulut dan karyawan Wuling Sulut serta karyawan Bank Syariah Indonesia Manado Mantos.
Rivai menyebutkan penyatuan dan integrasi sistem layanan di Area Manado, sebagai wujud komitmen perusahaan mendorong pengembangan keuangan syariah dan meningkatkan literasi masyarakat di kawasan Timur lndonesia. “Penyatuan sistem layanan Area Manado ini merupakan tahap kedua kelanjutan dari kick off Region Makassar pada 5 April 2021 lalu yang diresmikan oleh Direktur Utama BSI,” katanya.
Progres Bank Syariah Indonesia sangat signifikan. Dimana hingga September 2021 naik Rp7 miliar untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan mikro. “Walaupun pandemi kita dipercaya pemerintah untuk menyalurkan KUR kepada UMKM di Sulut,” beber Rivai.
Dirinya juga menjelaskan perbedaan pendanaan antara bank dan investor. Misalnya soal kepemilikan, kalau bank tentu pelaku usaha yang punya sendiri sedangkan investor mereka bisa kendalikan usaha kita. Pun manajemen untuk bank ditentukan pemilik usaha, kalau investor mereka ikut menentukan usaha kita. “Soal proses tentu bank lebih cepat, investor relatif lama. Pun keuntungan kalau bank 100% dimiliki pemilik usaha, sedangkan investor sharing provit berdasarkan porsi kepemilikan dan seterusnya,” paparnya.
Sehingga kata dia, masyarakat harus berhati-hati saat meminjam uang kepada investor. “Waspadai pinjaman online, lewat broadcast SMS, WA, dan lain-lain. Takutnya pinjaman online itu tidak diawasi OJK. Bunganya lebih besar dan terlilit hutang yang lebih banyak. Awalnya enak terima uang, tapi jadi tidak mampu mengembalikan karena bunga sangat besar,” imbuh pria asal Semarang tersebut.
BSI saat ini punya usaha mikro (belum lauching dan masih digodok di kantor pusat) dengan plafon pinjaman sampai Rp200 juta. Kemudian BSI KUR yaitu produk program KUR pemerintah yang diperuntukkan bagi budaya mikro, kecintaan dan menengah yang mempunya usaha layak dan produktif sesuai prinsip syariah dengan skema murabahah, ijarah dan MMQ yang pinjamannya sampai Rp500 juta.
BSI Usaha mikro terdiri dari BSI KUR Super Mikro maksimal Rp10 juta, bunga 6%, tenor 3 tahun. BSI KUR Mikro, Rp10-50 juta minimal 6 bulan usaha dengan bunga 6% tenor 3 tahun. “Ada juga BSI KUR Kecil plafon Rp50-500 juta dengan bunga 6% tenor 4 tahun. Dan BSI tidak mengenakan denda jika terlambat,” ujarnya.
BSI juga sudah beralih ke digitalisasi. “Saya sekarang bisa approve pengajuan kredit lewat Handphone (HP). Itulah digitalisasi yang ditawarkan BSI. Pembukaan rekening juga sangat cepat lewat aplikasi. Hanya dalam hitungan menit sudah bisa membuka rekening,” ungkapnya.
Rivai menambahkan, pelaku UMKM penting untuk berlatih mencatat. Dimulai dari hal sederhana seperti pendapatan harian atau bulanan, kemudian HPP (harga pokok penjualan), pembukaan rekening. Jika rekening bagus secara saldo, maka bank akan lebih suka. “Pentingnya menabung di bank untuk menambah kepercayaan bank,” katanya.
Peliput : Randy Dilo
Discussion about this post