Manado, Barta1.com – Berbagai prestasi diukir institusi Politeknik Negeri Manado (Polimdo). Buktinya, lulusan-lulusan kampus beralamat di Kairagi ini sukses menapak di dunia kerja.
Sebab, lulusan Polimdo memiliki kelebihan dari sarjana lainnya. Kelebihannya adalah siap bekerja dengan menerapkan 60% bentuk pembelajarannya adalah praktek. “Ada beberapa mainstream pendidikan, tetapi ada dua mainstream yang besar yaitu akademik dan vokasi. Tetapi keduanya sama-sama sarjana, plusnya di vokasi atau sarjana terapan yakni siap bekerja. Dimana sarjana terapan 60 % pembelajarannya adalah praktek. Sekali lagi, saya mau katakan lulusan polimdo siap kerja,” kata Direktur Polimdo, Mareyke Alelo kepada awak media, Selasa (11/5/2021).
Meski begitu, kata dia sangat disayangkan beberapa waktu lalu muncul masalah di lapangan. “Beberapa kantor dan dinas di kabupaten/kota menolak anak didik kami. Menganggap bahwa mereka tidak setara dengan sarjana. Sebenarnya, harus diketahui lulusan dari Polimdo itu siap pakai,” tegasnya.
Alelo menambahkan, lulusan Polimdo adalah orang-orang yang sangat produktif yang siap bekerja. Selama 30 tahun pendidikan vokasi hadir di Indonesia, 30 tahun Polimdo hadir ternyata banyak hal yang belum tersampaikan kepada masyarakat dan pemerintah. “Padahal anak-anak Polimdo sangat luar biasa pencapaiannya. Saya kasih contoh, ada anak didik kami Diploma III, pendidikan ekowisata bawah laut, dia ke Denmark, dan kemudian ia mencoba melanjutkan perkuliahannya di sana. Ketika dilihat lulusannya dari mana, malah bisa diizinkan ikut S2, dan ia telah menulis dua buku hasil karya sendiri,” jelasnya.
Ada juga lulusan Polimdo belajar di Amerika Serikat. Dari 4 ribu pendaftar dari seluruh Indonesia yang diterima hanya 7 orang dan salah satunya adalah mahasiswa Polimdo. “Anak itu belajar satu semester di Amerika Serikat. Dan masih banyak lagi anak-anak kami lolos kompetisi untuk belajar di Amerika selama satu tahun yang dibiayai penuh oleh pemerintah,” bebernya.
Ironisnya hingga saat ini masih banyak yang menganggap Polimdo itu second class atau kelas kedua, padahal tidak begitu kenyataanya. “Sejujurnya kondisi ini lebih disebabkan karena informasi yang tidak sampai kepada masyarakat. Sehingga kampus membutuhkan sinergitas dengan media massa untuk menyampaikan informasi-informasi bermutu tersebut agar publik bisa tahu,” imbuh Alelo.
Ikut mendampingi Direktur Polimdo, Mareyke Alelo yakni Wakil Direktur Bidang Akademik, Tineke Saroinsong, Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan, Sussy Marentek, dan Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan, Selvie Kalele. Tak lupa juga hadir Kabag Humas dan Perencanaan, Tony Alalinti dan sejumlah pimpinan media, baik cetak maupun online.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post