Tondano, Barta1.com – Ambroncius Nababan, yang diduga merupakan relawan pendukung Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dikritik atas ujaran rasisme terhadap mantan komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) asal Papua, Natalius Pigai. Ujaran rasisme itu termuat dalam unggahan akun facebook yang diduga milik Ambroncius.
Dalam tangkapan layar yang beredar di media sosial, diduga Ambroncius mengunggah foto Natalius Pigai dan menyandingkannya dengan foto gorila. Di unggahan lainnya, dia mengomentari pemberitaan yang berisi pernyataan Natalius bahwa rakyat berhak menolak vaksinasi Covid-19.
“Mohon maaf yg sebesar-besar nya. Vaksin sinovac itu dibuat utk MANUSIA bukan utk GORILLA apalagi KADAL GURUN. Karena menurut UU Gorilla dan kadal gurun tidak perlu di vaksin. Faham?”. Begitu teks yang tertulis dalam unggahan tertanggal 12 Januari itu.
Menyikapi hal ini, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Tondano Santo Paulus pun mengecam tindakan tersebut.
Presidium Gerakan Kemasyarakatan (PGK) PMKRI Tondano, Joni Anari mengatakan ujaran yang diunggah tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Hak Asasi Manusia (HAM).
“Tindakan atau perilaku rasisme ini sangatlah merusak atau mengganggu keamanan, persatuan dan hubungan di negara ini,” katanya.
Dia mengharapkan pemerintah dan kepolisian segera bertindak cepat untuk menangani tindakan tersebut. “Dengan menangkap pelaku rasisme ini dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku, sebagai bukti bahwa negara ini adil dalam menegakkan hukum dari Sabang sampai Merauke,” kata Anari.
Sementara itu, Ketua Presidium PMKRI Tondano Richard Fangohoi mengatakan, rasisme terhadap individu atau golongan tertentu tidak dapat dibenarkan karena bertentangan dengan kemanusiaan. “Kalau ada perbedaan pendapat, ya dilawan dengan argumentasi yang berbobot, bukan menyandingkan foto seseorang dengan salah satu jenis hewan itu,” sebutnya.
Ia menambahkan, bila ungkapan dan tindakan rasisme terus terjadi, maka akan terjadi perpecahan. “Kita punya pengalaman akibat rasisme dan kiranya tidak terjadi. Maka implementasi hukum harus ditegakkan,” pungkasnya.
Peliput : Agustinus Hari
Discussion about this post