Manado, Barta1.com – Bencana banjir bukanlah hal yang baru bagi warga Perkamil Lingkungan 5 dan 6, Perumahan Welong Abdi, Kelurahan Malendeng, Manado.
“Banjir bukanlah hal yang baru bagi kami, hujan setengah jam saja air sudah menggenangi rumah warga yang tinggal di sini,” ungkap warga Perkamil, Fransisko Talumepa kepada Barta1.com, Sabtu (23/01/2021).
Lanjutnya, awal mula banjir ketika ada penggusuran di daerah Malendeng pada 2014 untuk pembuatan jalan ring road. Dan saat ini pula di dataran tinggi Perkamil, Lingkungan 5 dilakukan penggusuran. Saat ditanya kepada pihak penggusur katanya akan dibuat perumahan.
“Dampak penggusuran ini yang membuat kami banjir setiap hujan datang. Lihat saja, tanah-tanah ini, asalnya dari tempat penggusuran. Dari hujan, kemudian air membawa tanah kemudian jatuh ke sungai, sungai tersumbat akibat tanah, kemudian air meluap ke pemukiman masyarakat yang tinggal di Perkamil dan Perumahan Welong, Kelurahan Malendeng,” ucapnya.
Sebelum adanya penggusuran di Perkamil dan Perumahan Welong, Kelurahan Malendeng tidak pernah banjir. Ketika terjadi penggusuran 2014, hujan sedikit air langsung masuk ke rumah warga.
“Kami minta, agar pemerintah bisa membuat tanggul guna mencegah tanah jatuh ke sungai agar tidak terjadi banjir,” kata Talumpe.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post