Manado, Barta1.com – Hidup berdampingan dengan orang tua sangatlah indah. Kita akan diganjar nasehat untuk menjalani hidup, memilih dan menimbang mana baik dan tidak baik.
Namun bagaimana jika kedua orang tua telah meninggal? Itu yang sedang dilakoni Joulitta Gabriela Natasya Siwu (21). Dia merupakan anak semata wayang pasangan Gordon Siwu dan Meyke Wongkar. Hari-harinya dijalani tidak seperti anak muda kebanyakan yang didampingi orang tua.
“Mama dan papa telah meninggal beberapa tahun lalu,” kisahnya pada Barta1.com, belum lama ini.
Ayah tercinta dipanggil menghadap Tuhan pada 1 September 2016. Ketika itu dirinya sedang mengikuti studi awal semester di Huaqiao Daxue Huawen Xueyuen, China, yang merupakan beasiswa dari Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, utusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yadika Manado.
“Ketika papa meninggal, saya sangat kaget. Karena tidak bisa buat apa-apa. Melihat fisik papa saja tidak bisa karena berada dikejauhan. Hanya lewat video call,” ujarnya.
Kemudian, setelah papa meninggal. Pada 12 Oktober 2019, ibunya juga meninggal. “Untuk saat ini, saya tinggal dengan Oma dan Tante di Paniki. Puji Tuhan, ketika kerja sambil kuliah bisa membantu kebutuhan sehari-hari,” kata Joulitta.
Ia kini sedang menjalani hidupnya sebagai mahasiswi Politeknik Negeri Manado Jurusan Akuntansi Semester 7 dan bekerja sebagai tenaga honorer di Balai Wilayah Sungai Sulawesi 1.
“Kuliah dari jam 8 pagi sampai 1 siang. Kemudian lanjut kerja. Sering juga pulang kerja jam 4 sore dan kerja dari sore hingga jam 7 malam,” ungkapnya.
Joulitta mengakui hal paling sulit yang dirasakannya adalah membagi waktu untuk membuat tugas. Tugas sering dibuat selesai kerja atau dibuat saat di kantor.
Meski begitu, dirinya beruntung memiliki teman-teman yang mau membantu. “Dan puji Tuhan, meski kerja sambil kuliah namun IPK tetap 3 ke atas. IPK terkahir bahkan tembus 4,” tuturnya.
Bekerja di Balai Wilayah Sungai Sulawesi 1, karena sebelumnya sebagai tempat kerja ibunya. “Dan Pak Kepala Balai mengajak saya bekerja sebagai staf administrasi. Gaji UMP. Kalau turun lapangan ada uang lebih yang digunakan bayar uang kuliah, uang kos dan memberikan kepada Oma,” katanya.
Wanita kelahiran 1 Juli 1999 menambahkan kepergian orang tuanya membuat dirinya sangat terpukul. “Sebagai anak seakan tidak mau menerima keadaan itu. Saya sempat stres. Namun punya banyak teman, mereka memberikan semangat untuk saya tetap berjuang,” imbuh Joulitta.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post