Manado, Barta1.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara menggelar seminar nasional tagline Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut menghadirkan pemateri diantaranya Prof Dr Donald Rumokoy, Dr Nur Hidayat Sardini, Prof Dr Valina Singka Subekti dan lain-lain.
Ketua KPU Sulut, Ardiles Mewoh mengatakan sebelum melaksanakan launching pemilihan dan teglaine Pemilu 2020 pihaknya harus menerima masukan, pandangan dan catatan terlebih dahulu dari para akademik yang terundang.
“Agar setiap masukan, ide dan pikiran dari para pakar yang terundang bisa menjadi sumber penguatan bagi kami untuk mempersiapkan pilkada nantinya,” katanya., Kamis (30/1/2020).
Akademisi dari Fakultas Hukum Unsrat Manado, Prof Dr Donald Rumokoy menyampaikan penyelenggara Pemilu di Sulut demokrasinya sudah berjalan baik sejak dahulu. “Perlu diketahui penguatan demokrasi kita sudah masuk pada suasana reformasi,” ujarnya.
Lanjut mantan Rektor Unsrat ini, pemilihan pertama serentak pada tahun 2005, setelah Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2004. “Kami melakukan pemilihan tanpa ada pengetahuan lebih seperti para KPU di pusat yang sering menyelenggarakan pemilihan Presiden dan wakil presiden,” kata dia.
Donald yang pernah menjadi Komisoner KPU Sulut ini menambahkan tidak ada aturan yang mengatur bahwa KPU Pusat mengintervensi KPU di daerah, tapi berbeda dengan saat ini peraturanya lebih membaik ketika ada perhatian dari KPU Pusat. “Pada intinya selama saya menyelenggarakan pemilu di Sulut semuanya berjalan dengan baik dan aman,” ujarnya.
Nur Hidayat Sardini menambahkan, Sulut menjadi contoh demokrasi bagi daerah lain kala itu. Dimana masyarakatnya sangat terbuka. “Jika kedepannya di Sulut kedapatan banyak melakukan pelanggaran saat pilkada, maka akan merusak citra sejarah demokrasi yang baik dari para pendahulu,” ucapnya.
Bila kedua pemantik tadi menceritakan terkait proses demokrasi di Sulut, berbeda dengan Valina Singka Subekti yang menyentil berbagai kesiapan pilkada beserta para calon yang akan dipilih.
“Saya katakan sistem pemerintahan kepala daerah saat ini lepas dari reformasi sangat berubah sampai ke tingkat nasional,” Subekti.
2024 nanti, akan kembali melakukan Pilkada Serentak dengan hitungan manual yang memakan waktu 30 hari. Itu sangat menguras tenaga dan pikiran dan hal ini harus diperhatikan lagi.
“Yang kita harapkan saat ini ialah memiliki pemimpin yang berintegritas secara nasional hingga internasional. Indonesia akan maju ketika memiliki pemimpin yang berintegritas. Pintar bisa dicari, tetapi mencari pemerintah yang jujur dan berintegritas sangat sulit dan saya mengharapkan bapak-ibu, adik bisa menentukan pilihannya yang berintegritas,” katanya.
Peliput : Meikel Pontolondo
Discussion about this post