Sangihe, Barta1.com – Curah hujan tinggi di awal tahun 2020 menyebabkan beberapa wilayah di Kabupaten Kepulauan Sangihe dilanda bencana banjir dan tanah longsor.
Di Kecamatan Tamako khususnya di Kampung Ulung Peliang (Upel), Pokol dan Balane, Jumat (3/01/2020) sebanyak 6 rumah hanyut terbawa air, 13 rumah rusak berat, 11 rumah terendam air dan 31 Kepala Keluarga atau kurang lebih 80 jiwa sementara ini mengungsi di Gedung GMIST Imanunel Upel.
“Selain rumah juga ada jembatan yang putus terbawa banjir. Jembatan ini menghubungkan Lindongan 2 dan 3 dan juga jalan yang terputus kurang lebih 70 meter,” kata Camat Tamako melalui Kepala Seksi Trantib, Cristian Derek SIP kepada awak media, Jumat (3/1/2020).
Berdasarkan data yang diterima dari Kecamatan Tamako, di Kampung Balane ada 59 rumah dan 66 rumah di Pokol terendam luapan air sungai.
“Hingga kini ada 174 KK warga Lindongan 3 dan 4 Kampung Upel terisolir, karena terputusnya jembatan dan jalan serta aliran listrik padam total yang padam dikarenakan sejumlah tiang listrik pun terbawa hanyut oleh banjir,” ungkapnya.
Plh Danramil 1301-03/Tamako, Serka Hendrik Rampisela ketika berada di lokasi kejadian mengatakan hujan yang turun dari kemarin malam hingga saat ini cukup deras, menyebabkan air dari sungai meluap dan menggenangi berbagai kampung di wilayah Kecamatan Tamako, di Desa Ulung Peliang, Desa Binala dan Desa Balane.
“Warga yang rumahnya hanyut terbawa banjir saat ini sudah dijemput oleh sanak saudaranya yang ada di Kampung Ulung Peliang. Dan 174 KK yang ada di Lindongan 3 dan 4 Kampung Ulung Peliang, terisolir, dan dalam waktu dekat akan dibuatkan dapur umum oleh Pemda Sangihe,” kata Rampingsela.
Peliput: Rendy Saselah
Discussion about this post