Manado, Barta1.com — Manajemen Perusahaan Daerah (PD) Pasar Manado meminta eksekutif dan legislatif mempertimbangkan keputusan pencabutan portal serta bea masuk ke area pasar tradisional. Hal mana menurut manajemen akan sangat merugikan pendapatan perusahan.
“Portal tersebut merupakan salah satu pemasukan terbesar untuk PD Pasar karena pendapatannya per bulan bisa mencapai 600 juta rupiah, hal ini kan bisa difungsikan sebagai PAD dan membayar gaji karyawan,” ujar Dirut PD Pasar Stenly Suwuh pada Barta1, Rabu (13/11/2019).
Usul pencabutan portal dan bea masuk mengemuka dalam rapat pembahasan KUA-PPAS 2020 antara tim anggaran Pemkot Manado dan DPRD Kota Manado baru-baru ini. Alasannya menurut legislator, wilayah Pasar Bersehati Calaca adalah aset pemerintah sehingga tidak layak dipungut biaya parkir saat melalui portal.
Setelah mencapai mufakat pada hal tersebut, Wakil Ketua dewan Nortje Van Bone meminta eksekutif mengeksekusinya Januari 2020. Bagi Stenly, keputusan ini sangat disesalkan. “DPRD Kota Manado meminta untuk mencabut portal tersebut sedangkan di sisi lain DPRD juga meminta untuk ada PAD,” kata dia.
Apalagi menurut Stenly, PD Pasar selama ini diperlakukan berbeda dengan perusahaan pelat merah lainnya milik daerah karena tidak ada dana penyertaan modal.
“Kami di PD Pasar berdikari atau mandiri, tidak ada subsidi dari Pemkot Manado. Jika dikurangi untuk jumlah kendaraan yang diminta tidak jadi masalah, tetapi jangan menghilangkan portal,” ungkap mantan Dirut PDAM itu.
Pasar Murah
Di sisi lain, PD Pasar sudah ambil ancang-ancang mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok jelang perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru Desember 2019. Strateginya menurut Stenly Suwuh adalah pasar murah.
” Untuk menghadapi hari raya besar seperti Natal yang sudah tinggal menghitung hari ini, kami menyiapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi lonjakan harga yang akan terjadi seperti diadakan pasar murah.
PD Pasar Manado juga sudah bekerja sama dengan PT Pelni untuk memudahkan pasokan bahan pokok dan memotong ongkos operasional pedagang. Hal itu menurutnya dilakukan agar pedagang bisa mendapatkan bahan jualan dengan harga lebih murah. Imbasnya adalah konsumen juga bisa membeli dengan harta yang masih terjangkau.
Pantauan Barta1 di Pasar Calaca, kenaikan harga beberapa jenis bahan pokok seperti barito hingga daging dalam beberapa pekan terakhgir terus merengsek naik. Cabe merah yang sebelumnya masih Rp 50.000 per kilo kini bisa menyentuh Rp 120.000 per kilo. Tomat bergerak signifikan ke Rp 20.000 per kilo dari Rp 6.000. Demikian juga bawang merah sudah Rp 34.000 per kilo.
Sedangkan jeruk ikan Rp 60.000 per kilo, bawang putih 35.000 per kilo, serta berbagai jenis daging variatif antara Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per kilo.
“Kemungkinan harga naik dan bertahan hingga Februari 2020,” ujar Noho Poiyo, pedagang di Pasar Bersehati Calaca.
Menurut Noho, pasokan bahan pokok terutama bumbu-bumbuan sejauh ini masih berasal dari luar daerah seperi Makassar, Sulawesi Tengah dan Surabaya. Suplainya cukup terbantu karena pemerintah memfasilitasi armada pesawat sebagai angkutan cepat, sehingga ketersediaan bahan-bahan ini bisa terus memenuhi permintaan masyarakat. (*)
Peliput: Albert P. Nalang, Meikel Pontolondo.
Discussion about this post