Talaud, Barta1.com – Masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud geger dengan tindakan asusila terhadap anak gadis di bawah umur. Perilaku bejat yang terjadi dua pekan terakhir ini memancing suara sejumlah tokoh perempuan di Kabupaten Kepulauan Talaud, Kamis (31/10/2019).
Velma Reikee Malaa STh yang merupakan legislator perempuan dari Partai Golkar sangat menyayangkan terjadinya peristiwa ini. “Tentu saja hal ini sangat disayangkan,” ujar Malaa.
Ia juga menyentil tentang peran orang tua dalam mengawasi anak agar terhindar dari peristiwa serupa. “Di sini peran dan perhatian serta pengawasan orang tua sangat penting. Apalagi melihat kasus ini terjadi pada anak yang masih di bawah umur. Keluarga harus memberikan pengasuhan yang baik seperti mengenalkan anak-anak tentang reproduksi dan bagaimana cara menjaganya,” ujar Malaa.
Legislator perempuan ini juga mengajak agar orang tua harus merubah cara pandang tentang pendidikan seksual yang selama ini dianggap sebagai hal yang tabuh. “Hal itu sangatlah penting untuk disampaikan kepada anak-anak agar mereka mampu menjaga dirinya. Selain itu memiliki kemampuan untuk menceritakan kepada org tua mengenai hal yang terjdi kepada dirinya,” katanya.
Tak hanya itu, politisi perempuan ini menegaskan, para pelaku harus diproses secara hukum sehingga memberikan efek jera. “Pelaku tetaplah diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” tegas Malaa.
Di sisi lain, Tirsa Sarendeng salah satu tokoh perempuan Tanah Porodisa mengutarakan bagaimana cara menekan angka terjadinya tindakan asusila dalam kehidupan sehari-hari seperti pengaruh mengkonsumsi minuman beralkohol.
Sarendeng mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) Talaud dan jajaran aparat penegak hukum seperti TNI dan Polri harus tegas dan tidak pandang bulu ataupun toleransi terhadap miras. Karena miras bukanlah vitamin atau doping yang baik tetapi racun yang merusak saraf manusia.
“Jika tidak ditindak tegas baik pada penjual atau pemakai, maka kasus-kasus selanjutnya pasti menyusul. Selain itu, perbanyak kegiatan-kegiatan atau iven positif baik olahraga, seni budaya, bahkan peduli lingkungan harus digalakkan untuk memberi ruang positif bagi generasi muda Talaud dalam berkreasi dan berekspresi,” ungkap Sarendeng.
Ia juga menjelaskan, guna menyelesaikan masalah seperti ini, harus mengatasi dengan cara memotong akar dan sumber permasalahan, bukan hanya merespon efek dari peristiwa ini. “Matikan sumbernya bukan potong ujungnya. Sekali lagi keberanian serta keseriusan untuk memberantas itu yang perlu. Percuma perda dan aturan serta imbauan tanpa aksi yang kongkrit. Tidak memberi efek jera atau kapok bagi penjual serta pemakai. Lakukan tanpa pandang bulu,” tutur Sarendeng.
Peliput: Evan Taarae
Discussion about this post